in

Begini Jurus Jitu Menangkal Dampak Ekonomi Akibat Corona

BANYUMAS (jatengtoday.com) – Dampak virus corona telah diperhitungkan. Tak hanya soal kesehatan, dampak lain seperti pariwisata dan ekonomi telah dipikirkan matang-matang.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku sudah menggelar rapat untuk mengantisipasi dampak virus tersebut. “Sudah kami rapatkan dan mencari solusi atas dampak-dampak yang terjadi. Selain kesehatan, kami juga sudah bicara soal dampak ekonomi dan pariwisata dengan berbagai pihak terkait,” ucapnya saat mengunjungi RSUD Margono Soekarjo Banyumas, Jumat (6/3/2020).

Dampak pariwisata, lanjutnya, sudah dirasakan. Kasus terbaru adalah batalnya kapal pesiar Viking Sun mendarat di Kota Semarang.

“Pariwisata mesti turun, kemarin kapal mau merapat saja harus diskusi panjang. Orang mau berkumpul takut dan sebagainya. Ini yang harus diantisipasi,” tambahnya.

Edukasi kepada masyarakat, lanjut dia, harus terus dilakukan agar tidak panik dan paranoid. Hidup sehat, olahraga, makan makanan bergizi serta cuci tangan teratur adalah cara mencegah tertularnya penyakit.

Untuk sektor ekonomi, Ganjar menegaskan bahwa dampak corona akan sangat berpengaruh bagi Jateng. Sebab, negara terbesar tujuan ekspor Jateng adalah Amerika Serikat, kemudian Jepang dan Tiongkok.

“Tidak hanya ekspor ke Tiongkok, impor Jateng dari sana juga pasti akan terganggu. Contoh tekstil di Jateng itu, kapasnya impor dari Tiongkok,” ucapnya.

Maka untuk mengantisipasi itu, pihaknya sudah menyiapkan solusi ekspor atau impor ke negara lain. Selain itu, upaya mencari pengganti barang lain atau substitusi terus diupayakan.

“Misalnya kapas ini, kita sudah punya penggantinya yakni rayon. Pak Presiden juga sudah memerintahkan itu. Jadi sudah kita siapkan semuanya, dan semua sudah dalam kontrol sesuai fungsi masing-masing,” tegasnya.

Dia juga meminta masyarakat tidak panik dan ketakutan soal virus corona. Sebab, di Indonesia ada penyakit yang lebih mematikan yakni Demam Berdarah Dengue (DBD), Tuberculosis (TBC) dan lainnya.

“Di Indonesia ini ada 250 orang meninggal perhari karena TBC. Siapa yang peduli soal itu, siapa yang takut?. Makanya kami selalu menyampaikan pada masyarakat untuk tidak panik, tidak paranoid pada kasus corona ini,” tandasnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Ajie MH.