in

Menengok Pembelajaran Virtual di Finlandia yang Terdampak Covid-19

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi pola pembelajaran di instansi pendidikan. Jangankan Indonesia, negara sekelas Finlandia yang terkenal dengan pendidikan terbaiknya juga terpaksa membuat sejumlah terobosan. Salah satunya pembelajaran virtual.

Pernyataan tersebut mengemuka dalam Webinar bertema “Pembelajaran Virtual di Masa Pandemi Covid-19: Perspektif Indonesia-Finlandia” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang, Rabu (5/8/2020).

Mahasiswa S3 Tampere University Finlandia, Muhammad Tholkhah yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, istilah pembelajaran virtual yang ada di negara Finlandia adalah Remote Learning.

Menurutnya, terdapat beberapa kebijakan yang diambil oleh lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi di Finlandia dalam penanganan Covid-19. Salah satunya membentuk tim peneliti dampak dari pandemi, pembelajaran dilakukan secara online, dan membuat poster tentang penanganan Covid-19.

“Sedangkan di pendidikan tingkat dasar, pembelajaran tetap dilaksanakan secara tatap muka, namun berdasarkan dari persetujuan orang tua peserta didik,” ujar Tholkhah dalam webinar yang diikuti sekitar 2.000 peserta itu.

Menurut dia, terdapat beberapa prinsip dalam pembelajaran online yang dilaksanakan di Finlandia. Di antaranya, jadwal berjalan seperti hari-hari biasa sebelum adanya pandemi, proses pembelajaran virtual harus berjalan secara interaktif antara guru dan peserta didik.

Selain itu, pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi gadget dan pertemuan virtual melalui aplikasi video conference. Orang tua harus berperan aktif dalam mendampingi anak selama belajar di rumah, serta guru mempunyai inovasi dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

Pembelajaran di Indonesia

Narasumber lainnya, Didin N Hidayat yang merupakan Koordinator Beasiswa 5000 Doktor Kemenag RI menjelaskan terkait beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran virtual di Indonesia.

Menurut Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, pembelajaran harus tetap sesuai kurikulum, menggunakan metode yang efektif, adanya evaluasi formatif dan sumatif, tersedianya perangkat yang mudah dioperasikan, serta biaya yang efisien.

Didin juga menyampaikan ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran virtual di Indonesia. Antara lain gangguan koneksi dan cakupan akses internet, ketersediaan alat pendukung dan biaya paket data internet.

Selain itu, pembelajaran virtual juga membuat kurangnya interaksi sosial dan keterlibatan emosi antara siswa dengan guru. “Beban tugas siswa juga banyak yang berlebihan,” imbuh Didin.

Dekan FITK UIN Walisongo Lift Anis M mengamini pernyataan narasumber. Menurutnya, ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan pada masa pandemi Covid-19.

Pertama, ketimpangan sarana dan prasarana teknologi antara daerah yang ada di pelosok dengan daerah perkotaan. “Akses teknologi lembaga pendidikan yang ada di perkotaan lebih mudah dibandingkan dengan yang ada di daerah pelosok,” ujarnya.

Kedua, berkaitan dengan kemampuan tenaga pendidik dalam menguasai teknologi pendidikan. Ketiga, keterbatasan kuota juga menjadi tantangan dalam pembelajaran virtual.

Keempat, aspek psikologis yang dialami oleh peserta didik dan orang tua juga menjadi tantangan dalam pembelajaran virtual. Katanya, ada relasi yang belum imbang. “Dari tantangan tersebut kita harus berani melangkah untuk melakukan transformasi pendidikan,” tegas Lift. (*)

 

editor: ricky fitriyanto