SEMARANG – Proyek pembangunan Fly Over KA Madukoro-Anjasmoro Masih Jadi Perdebatan. Apakah proyek tersebut akan digarap oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang atau Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian yang juga berencana membuat jalur cepat kereta api Semarang-Surabaya.
Saat ini masih terus bersambung rapat koordinasi untuk menentukan keputusan yang lebih tepat. “Perkembangan dalam diskusi dengan Deputi Menteri, bahwa ada informasi dari Dirjen Perkeretaapian adanya rencana pembangunan rel kereta api nanti akan dinaikkan ke atas. Lha ini juga masih dalam perdebatan, apakah kami akan bisa melaksanakan atau tidak, ini tergantung perkembangan dalam rapat yang terus dilakukan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Iswar Aminudin, Sabtu (7/10/2017).
Dijelaskannya, Dirjen Perkeretaapian juga ada rencana pembangunan jalur kereta api cepat Semarang-Surabaya. “Sehingga tidak ada perlintasan sebidang. Jadi masih menunggu hasil koordinasi, apakah kami yang membuat flyover, atau mereka membuat perlintasan kereta api di atas,” katanya.
Namun demikian, lanjutnya, sesuai rencana awal Dinas PU Kota Semarang saat ini telah menyiapkan pembangunan akses dua jalur simpang tidak sebidang untuk perlintasan kereta api (KA) di Jalan Madukoro dan Jalan Anjasmoro Semarang. Proyek ini untuk mendukung akses Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang yang saat ini dalam proses pembangunan. Detail Engineering Design (DED) untuk akses dua jalur simpang tidak sebidang perlintasan KA tersebut sedang disusun.
Dengan panjang kurang lebih 2,2 kilometer, anggaran yang disiapkan Rp 25,6 miliar. “Kondisi eksisting sebagaimana semua tahu sering terjadi genangan air. Mudah-mudah setelah jalan ini selesai, siap melayani akses menuju Bandara Ahmad Yani yang sesuai rencana selesai 2018. Termasuk mengurangi hambatan di jalan Siliwangi,” katanya.
Sesuai rencana awal, lanjutnya, pembangunan jembatan atau flyover di Madukoro ini menjadi salah satu akses menuju Bandara Ahmad Yani yang baru. “Ini akan kami selesaikan awal Desember (2018). Meliputi jalan, pedestrian, sekaligus estetikanya kami garap.
Termasuk akan kami buat jalur hijau di depan perkantoran Madukoro. Nanti sepertu hutan kota lah, ada space kurang lebih 2,4 meter hingga 4 meter di tengah jalan sepanjang depan perkantoran Madukoro. Pedestriannya di sisi kanan-kiri jalan, tengahnya kami jadikan hutan kota. Lebar jalan untuk satu jalur kurang lebih 9 meter,” katanya.
Tetapi rencana tersebut masih sangat dimungkinkan ada perkembangan perubahan. “Mungkin nanti ada perkembangan, Deputi Kepresidenan kaitannya dengan penataan perempatan di Jalan Arteri Yos Sudarso rencananya akan dibuatkan flyover untuk menuju ke Bandara. Ini masih dalam kajian. Nanti akan dilaksanakan oleh teman-teman balai dari Kementerian Pekerjaan Umum, tapi ini masih dalam kajian,” katanya.
Tidak hanya itu, selain Jalan Madukoro dan Anjasmoro, juga di daerah Kokrosono akan dilakukan pembangunan. “Kami memaksimalkan pelayanan masyarakat, terutama akses menuju bandara. Sehingga masyarakat pengguna pesawat tidak ada hambatan mengenai perlintasan kereta api ini. Karena jalur-jalur tersebut menjadi akses pendukung menuju ke bandara. Harapannya bisa memermudah akses menuju bandara,” katanya.
Mengenai anggaran, lanjut Iswar, masih dalam pembahasan. “Saat ini belum tahu komposisi anggarannya. Tapi bisa kami carikan, apakah dimintakan ke Provinsi Jateng atau Kementerian PU, termasuk APBD Kota Semarang,” imbuhnya.
Pembangunan simpang tidak sebidang di perlintasan KA tersebut, untuk mendukung pengembangan pembangunan Bandara Ahmad Yani yang ditargetkan rampung 2018 mendatang.
Dalam kajian tersebut, pihaknya mengaku berkoordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Tentu, pihaknya mengaku harus berhati-hati karena untuk kepentingan banyak pihak. Misalnya kebutuhan kelancaran perjalanan kereta api. “Ditargetkan, bisa rampung bersamaan dengan dimulainya operasional hasil pengembangan bandara baru. Paling tidak, begitu bandara beroperasi, kami juga harus ‘ready’,” kata dia.
Sementara itu, megaproyek pembangunan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang baru–yang terletak di tepi pantai utara, atau berdekatan dengan Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan (PRPP) Semarang, ditargetkan selesai 2018, paling lambat Januari 2019. Setelah pembangunan selesai, semua aktivitas Bandara Ahmad Yani akan dipindah ke lokasi baru tersebut. Bandara baru ini dibangun denganuas 58.000 meter persegi atau sepuluh kali lipat dari bandara sekarang. Diperkirakan nantinya bisa menampung sebanyak 13 pesawat dalam waktu bersamaan. Bandara sekarang hanya bisa menampung enam pesawat dalam waktu bersamaan.
Bandara baru ini juga dilengkapi fasilitas lahan parkir dengan kapasitas 2.300 kendaraan.
Akses jalan menuju Bandara Ahmad Yani lama diperkirakan akan ditutup setelah bandara baru resmi dioperasikan. Saat ini sedang dipersiapkan pembangunan jalan di sepanjang Jalur Madukoro hingga Kampung Laut menuju Bandara baru. (*)
Editor: Ismu Puruhito