SEMARANG (jatengtoday.com) – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Semarang ternyata masih banyak yang berbisnis dengan sistem konvensional. Sehingga, pemerintah setempat terus mendorong supaya mulai beralih dengan memanfaatkan teknologi.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang FX Bambang Suranggono menjelaskan, per akhir tahun 2019 lalu terhitung ada 17.526 pelaku UMKM yang sudah berizin.
“Dari jumlah tersebut kurang lebih ada 20 persen yang sudah menggunakan sistem usaha online,” jelas Bambang usai mengisi acara Digitalk: Pasar Digital Lokal Raih Peluang Global di Balai Pertemuan Kota Semarang, Kamis (13/2/2020).
Selama ini, katanya, pemerintah terus membantu supaya pelaku usaha bisa menyesuaikan pesatnya teknologi saat ini.
Hal itu salah satunya dibuktikan dengan sudah dilakukannya perjanjian kerja sama antara Pemkot Semarang dengan Tokopedia, Blibli.com, Gojek, dan Grab.
“Masyarakat sudah mulai memasukkan produk-produknya, baik yang food maupun non-food, untuk masuk di dalam market place untuk kegiatan jualan online mereka,” imbuh Bambang.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan safari di kecamatan dan kelurahan-kelurahan di mana forum tersebut berada.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemkominfo RI Widodo Muktiyo menyambut baik langkah yang sudah dilakukan Pemkot Semarang.
Menurutnya, hal tersebut harus ditingkatkan. Widodo yakin sebenarnya tidak sulit. Sebab masyarakat sudah dekat dengan teknologi.
Hanya saja secara teknis belum terlalu memahaminya. “Belum paham betul bagaimana mempromosikan, kemasannya dan hal teknis lainnya. Itulah yang kita coba informasikan dalam kegiatan ini,” ungkapnya.
Kenyataan itu diamini oleh salah satu pelaku UMKM Semarang, Endang. Dia mengaku selama ini sudah melakukan bisnis secara online, tapi hasilnya masih biasa-biasa saja.
“Terus terang kami belum merasakan dampak yang benar-benar positif. Bisnis online saya masih belum optimal. Butuh dukungan dan bantuan,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto