in

Dulu Dilalap Jago Merah, Ini Penampakan Pasar Johar Heritage Sekarang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pasar legendaris di Kota Semarang itu adalah Pasar Johar. Selain menjadi ikon perekonomian, Pasar Johar sempat dikenal sebagai pasar tradisional terbesar di Asia Tenggara.

Namun pasar yang didesain oleh arsitek kelahiran Belanda, Thomas Karsten ini luluh-lantak akibat dilalap si jago merah pada 9 Mei 2015 dan 2016 silam. Akibatnya, kondisi perdagangan di pasar tersebut memprihatinkan. Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang merelokasi sementara pedagang Johar di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jalan Alteri Soekarno- Hatta, Semarang. 

Ini penampakan Pasar Johar Heritage yang saat ini dalam proses penyelesaian pembangunan. (abdul mughis/jatengtoday.com)

Namun demikian, relokasi tersebut tak berjalan lancar. Pasalnya, sebagian pedagang mengeluh karena kondisinya nyaris gulung tikar lantaran di tempat relokasi sepi pembeli. Sebagian menyebar untuk berjualan di tempat lain.

Saat ini, proses pembangunan Pasar Johar Cagar Budaya telah memasuki tahap akhir. Meski sempat terbakar hebat, kondisi fisik bangunan pasar ini tetap utuh. Pembangunan sekarang pun mempertahankan ciri khas bangunan Pasar Johar lama yang atapnya didesain menyerupai gugusan cendawan.

“Kami mendorong pembangunan Pasar Johar Heritage atau cagar budaya sesuai target, yakni pada tahun 2020 mendatang. Harapannya, para pedagang bisa segera kembali menempati Pasar Johar Heritage ini,” kata Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo, saat meninjau proyek pembangunan Pasar Johar Heritage, Senin (9/12/2019).

Desain lama di Pasar Johar tetap dipertahankan. (abdul mughis/jatengtoday.com)

Pihaknya mendorong agar secepat mungkin pasar kebanggaan masyarakat Kota Semarang ini kembali menjadi ikon perekonomian. Sedangkan bekas Pasar Kanjengan juga dalam proses pembangunan empat lantai. “Nantinya, kawasan Johar akan ditata lebih bagus, dan mengembalikan fungsi alun-alun seperti dulu,” katanya.

Dia meminta Dinas Perdagangan Kota Semarang agar mempersiapkan secara detail dan rinci. Para pedagang yang saat ini berada di tempat relokasi MAJT harus sudah pindah 2020 mendatang. “Harus dihitung secara jelas, sehingga daya tampung pembangunan di Pasar Johar ini mencukupi kebutuhan pedagang. Semua pedagang harus mendapatkan tempat, jangan sampai ada pedagang yang tidak dapat tempat,” katanya.

Wajah baru Pasar Johar. (abdul mughis/jatengtoday.com)

Lebih lanjut, kata Joko, pemindahan pedagang cenderung rentan terjadi polemik. Hal itu perlu diantisipasi. “Daftar pedagang yang sudah ada di Dinas Perdagangan perlu diverifikasi sebelum memindahkan pedagang ke Johar Heritage. Pemkot Semarang juga harus menyiapkan pasar pendukung agar semua pedagang tertampung,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fravarta Sadman, mengaku masih melakukan koordinasi dengan Dinas Tata Ruang terkait penggunaan Pasar Johar. “Karena kewenangan pembangunan Johar ada di Distaru. Memang masih ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Termasuk melakukan koordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB),” katanya. (*)

 

editor : ricky fitriyanto