SEMARANG (jatengtoday.com) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim telah menyelesaikan proyek revitalisasi tahap pertama Kawasan Kota Lama Semarang. Diharapkan, Little Nedherland ini bisa makin menjadi daya tarik wisatawan.
Revitalisasi tahap pertama mencakup pengerjaan jalan pedestrian. Yakni dengan menggunakan paving block dilengkapi pembatas.
Kemudian dibuat jaringan utilitas berupa kabel listrik, fiber optic, telepon, pipa PDAM bawah tanah, jaringan drainase dan pembangunan dua kolam retensi yakni Kolam Berok dan Bubakan untuk mengurangi risiko genangan.
Kota Lama juga dilengkapi street furniture, yang disamping sebagai fasilitas pendukung juga menjadi spot berswafoto. Misalnya tempat pengisian daya ponsel yang dibuat berupa boks telepon, kursi taman, tempat sampah, papan informasi, lampu penerangan jalan, dan halte.
Pekerjaan dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya secara bertahap sejak Desember 2017 hingga Juni 2019 dengan anggaran Rp 183 miliar. Pekerjaan dilakukan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya.
“Penataan juga bertujuan mewujudkan kota Semarang menjadi kota pusaka yang layak huni dan berkelanjutan. Nantinya, bisa menjadi kawasan wisata yang mewadahi berbagai kegiatan masyarakat, seperti car free day, festival seni budaya, dan kuliner yang akan meningkatkan ekonomi lokal,” ucap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono lewat siaran pers, Minggu (25/8/2019).
Dalam waktu dekat ini, akan ada festival akbar yang digelar di sana. Yakni Festival Kota Lama, 12-23 September 2019 nanti.
Ada banyak pertunjukan yang akan ditampilkan pada festival tersebut. Antara lain seni musik, menari, membaca puisi, kuliner, diskusi mengenai KKLS yang dulu, sekarang dan ke depan.
Karena akan menjadi pusat keramaian, pihaknya meingimbau pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, tidak melakukan vandalisme dan pencurian ornamen street furniture.
Pengunjung juga diminta untuk memarkir kendaraan pada area yang sudah ditentukan karena Kawasan Kota Lama didesain tidak ada kendaraan yang parkir di pinggir jalan baik roda dua maupun empat. Disamping itu akan menambah macet karena volume lalu lintas cukup tinggi.
“Penataan dilakukan agar kawasan lebih rapi, nyaman, dan bisa menjadi tujuan wisata. Selama ini, wisatawan yang datang ke Semarang lebih banyak memilih berkunjung ke Candi Borobudur atau Pulau Karimunjawa,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto