in

Peringati Hari Lahir Pancasila, Band Rumah Pancasila Tampil di Kota Lama

SEMARANG (jatengtoday.com) – Band Rumah Pancasila menggelar mini konser di Kota Lama Semarang, Sabtu (1/6/2019) sore. Sembari mengajak pengunjung Kota Lama ngabuburit, Mereka membawakan lagu karya sendiri mengenai Pancasila.

Lagu ‘Rumah Pancasila’ langsung menggebrak di pembuka acara peringatan Hari Lahir Pancasila. Disusul dengan tembang ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang menggambarkan keberagaman suku, adat, dan budaya Nusantara.

Band yang digawangi Jefri Parera (vokal), Kaka (gitar), Yuli Bohemian (gitar), Adit (drum), dan Micky (kibor), juga membawakan nomor ‘Merah Putih’. Lagu yang menceritakan mengenai konsep bendera Indonesia ini menjadi magnet pengunjung Kota Lama untuk menonton penampilan Band Rumah Pancasila.

Di sela-sela acara, pendiri Rumah Pancasila dan Klinik Hukum di Semarang, Theodorus Yosep Parera mengajak seluruh penonton untuk mengupas lima sila di Pancasila sebagai idelogi Indonesia.

“Sila pertama itu bukan soal agama, tapi mendekatkan diri kepada Tuhan. Sehingga kita menemukan kebaikan, kebenaran, dan keadilan Tuhan. Sila pertama ini juga sebagai terang jalan empat sila lain,” terangnya.

Dikatakan, Pancasila merupakan alat penerang bangsa agar tidak tersesat di Nusantara. Jika dijalankan, Pancasila bisa menuntun manusia untuk memanusiakan manusia lain.

“Itu sila kedua. Dan sila ketiga, persatuan Indonesia, maksudnya agar bangsa ini jangan saling bermusuhan. Jangan saling menghancurkan. Menjaga kehidupan bersama tanpa permusuhan,” bebernya.

Pada acara yang disiarkan langsung di salah satu stasiun radio ini, Yosep mengingatkan kepada seluruh orang tua untuk memerhatikan anak-anak mereka. Tidak terlalu sibuk hingga anak-anak mereka harus bergaul dengan orang sembarangan.

“Dari situ, anak-anak bisa dimasuki ideologi yang tidak benar. Maka, mari perhatikan anak-anak mereka. Ajak main mereka. Begitu juga remaja, ajaklah main ponakan,” terangnya.

Acara ditutup dengan tembang ‘Doa Anak Bangsa’, dilanjutkan dengan pembagian takjil kepada pengunjung Kota Lama Semarang. (*)

editor : ricky fitriyanto