JAKARTA (jatengtoday.com) – Direktur Jenderal Permasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Utami menepis anggapan perlakuan tidak manusiawi terhadap narapidana terorisme. Dia menegaskan bahwa sembilan napi terorisme yang meninggal di dalam lembaga permasyarakatan berkategori risiko besar (high risk) karena yang bersangkutan telah memiliki riwayat sakit.
“Mereka sejak awal sudah ada riwayat sakit,” kata Utami di Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Menurut dia, pihaknya telah melakukan penanganan maksimal terhadap para narapidana terorisme yang sakit tersebut. Selain itu setiap lapas maupun rutan terdapat dokter dan paramedis yang bersiaga menangani narapidana sakit.
Utami lantas mencontohkan kondisi di Lapas Nusakambangan terdapat tiga orang dokter dan empat paramedis yang bersiaga. Lapas tersebut juga bekerja sama dengan RSUD Cilacap dalam penanganan narapidana yang sakit.
“Benar kami melakukan penegakan hukum. Akan tetapi, jangan dilepas perlindungan HAM-nya. Dokter standby,” katanya menegaskan.
“Dosa takut juga kalau sampai zalim. Kalau sudah ajal, memang tidak bisa dihindari. Akan tetapi, jangan sampai ada kezaliman yang menyebabkan itu. Alhamdulillah, teman-teman dalam koridor itu,” lanjutnya.
Sebelumnya, Komisi III DPR RI mempertanyakan kematian narapidana (napi) penghuni lapas dalam rapat kerja dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/2).
Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Syafi’i mengungkap data bahwa tercatat ada sembilan orang terpidana kasus terorisme meninggal dunia di lapas berkategori risiko besar. “Terpidana terorisme meninggal di lembaga pemasyarakatan high risk tercatat kurang lebih sembilan orang,” ujar Syafi’i kepada Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
9 Napi Teroris yang Meninggal di Lapas High Risk:
- Muhammad Basri asal Makassar, meninggal 7 Juli 2018 (Lapas Pasir Putih, Nusakambangan)
- Yasser bin Thamrin asal Bima, meninggal 19 Juli 2018 (Rumah Tahanan Gunung Sindur)
- Sunardi alias Abu Anah asal Jambi, meninggal 22 Juli 2018 (Rutan Gunung Sindur)
- Muhammad Irsan asal Toli-Toli, meninggal 12 Agustus 2018 (Lapas Batu, Nusakambangan)
- M. Lutfianto asal Probolinggo, meninggal 17 Agustus 2018 (Rutan Gunung Sindur)
- Windoro asal Karanganyar, meninggal 21 September 2018 (Lapas Batu, Nusakambangan)
- Bakri asal Makassar, meninggal dunia 30 September 2018 (Rutan Gunung Sindur)
- Rifaat Al-Barki asal Padang, meninggal 20 Januari 2020 (Rutan Gunung Sindur)
- Romi Andika asal Padang, meninggal 13 Februari 2020 (Rutan Gunung Sindur)
(ant)
editor : tri wuryono