SEMARANG (jatengtoday.com) – Satu lagi, destinasi wisata di Kota Semarang yang saat ini sedang disiapkan untuk memanjakan wisatawan. Namanya Curug Gondoriyo. Air terjun tersembunyi dan dikelilingi rimbun dedaunan itu kini didesain sebagai wisata air terjun bercahaya yang bisa dinikmati pengunjung pada malam hari.
Curug tersebut terletak di RW 4 Dusun Karang Joho, Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Destinasi ini memiliki perwajahan baru yang diperkirakan bakal lebih eksotis. Sebab, air terjun setinggi kurang lebih 25 meter ini bakal dilengkapi dengan gemerlap pencahayaan.

Selain menawarkan kesejukan di siang hari, curug ini didesain sebagai wisata air terjun bercahaya yang bisa dinikmati pengunjung pada malam hari. “Saat ini, kami masih menyiapkan berbagai fasilitas pendukung dan story telling mengenai berbagai sudut di sekitar curug,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Curug Gondoriyo, Arifin, Kamis (7/2/2019).
Pihaknya bersama warga setempat telah memoles sejumlah fasilitas publik. Di antaranya jembatan comblang, dan sejumlah spot menarik untuk berfoto selfie kawula muda. “Pengunjung juga bisa bersantai di Gubuk Patemon. Ada juga pemandian Kali Anyes yang mata airnya tidak pernah kering meski di musim kemarau,” katanya.
Tidak hanya itu, warga sekitar juga telah dihidupkan untuk melakukan pengelolaan kuliner khas. Misalnya nasi bleduk, yakni makanan berbahan dasar nasi jagung, lengkap dengan urap sayuran serta ikan wader. “Ada minuman wedang sinom yang merupakan air rebusan pucuk daun asam dikombinasikan dengan gula Jawa. Ini juga termasuk minuman kesehatan,” katanya.
Curug Gondoriyo tidak hanya memiliki keindahan fisik, tetapi juga menyimpan nilai historis yang kuat dan misterius. Di sisi curug, terdapat mulut goa dengan lebar 3 meter dan kedalaman 2,5 meter. Di dalamnya terdapat sebuah benda misterius mirip meja besar dan patung mirip kepala primata.
Tidak hanya itu, ada pula batu tumpang yang meski saling bertumpuk. Namun batu tersebut tidak pernah terjatuh. Ada juga situs kayu jati raksasa sepanjang 25 meter yang berbentuk seperti saluran. “Kayu jati ini juga memiliki nilai historis yang berfungsi untuk mengairi sawah seluas 50 hektar. Oleh warga, kayu jati tersebut diberi nama Talang Londho,” ungkapnya.
Wisata baru ini direncanakan akan diresmikan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada 9 Februari 2019 mendatang. “Nantinya, direncanakan ada dua jam kunjungan, yakni mulai pukul 09.00-17.00 dan malam hari mulai 19.00-24.00,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang Indriyasari mengapresiasi upaya yang dilakukan Pokdarwis di kampung tersebut. Ia bakal mensupport pengembangan Curug Gondoriyo agar menambah daftar kekayaan wisata di Kota Semarang.
“Kami akan bantu terkait aksesbilitas, pelatihan dan pendampingan. Selain itu agar bisa diupayakan adanya SK Wali Kota untuk Pokdarwis Curug Gondoriyo. Tujuannya agar keberadaan mereka lebih kuat dan legal,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto