SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah warga mengeluhkan tarif parkir di beberapa titik Kota Semarang yang meroket saat libur Lebaran. Bahkan, di kawasan wisata Kelenteng Sam Poo Kong, ada juru parkir liar yang mematok hingga Rp 80 ribu.
“Kemarin ada laporan, di Sam Poo Kong untuk bus besar mencapai Rp 80 ribu. Sekarang pelaku (oknum juru parkir liar) sudah kami amankan,” ujar Kabid Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang Joko Santosa saat dihubungi, Senin (10/6/2019).
Menurut Joko, selama ini pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para juru pakir agar menerapkan tarif sesuai Perda Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kota Semarang.
Yakni Rp 1.000 untuk kendaraan roda dua, Rp 1.500 untuk roda tiga, Rp 2.000 untuk roda empat, Rp 4.000 untuk roda 6, dan Rp 7.000 untuk kendaraan roda lebih dari enam.
Berdasarkan pengakuannya, Dishub Kota Semarang juga sudah tak terhitung melakukan penyidakan. Apalagi jelang masa libur lebaran tahun ini, pihaknya lebih mengintensifkan penindakan di tempat-tempat wisata.
“Kemarin terus kami lakukan, seperti di Kota Lama, kawasan Simpang Lima, Taman Indonesia Kaya, termasuk di Sam Poo Kong yang ditemukan tarif yang sangat meroket,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku sangat geram ketika tahu ada tarif parkir yang melangit.
“Ada beberapa oknum yang memang sengaja memanfaatkan momen ini untuk mematok tarif di luar ketentuan. Mereka sudah ditindak oleh kepolisian dan Dishub. Bahkan sudah ‘diinapkan’ juga beberapa hari,” katanya.
Ia menegaskan saat ini Kota Semarang bukan hanya untuk transit. Namun saat ini Kota Semarang sudah menjadi salah satu kota di Indonesia yang menjadi jujugan wisata.
“Selama libur Lebaran tahun ini lebih ramai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini menjadi indikasi Kota Semarang sudah menjadi salah satu jujugan para wisatawan,” katanya.
Hendi, sapaan akrabnya ikut meminta warga menjaga kondisi yang baik saat ini. Bila ada kekurangan dan kerusakan pihaknya meminta peran serta masyarakat untuk segera melapor agar ditindaklanjuti.
Keprihatinan juga diungkapkan Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi. Menurutnya, fenomena tersebut membuat citra Kota Semarang tercoreng. Apalagi saat ini Semarang sedang gencar-gencarnya membangun image pariwisata.
“Padahal kemarin banyak wisatawan yang datang ke Kota Semarang. Tentunya itu pasti membuat kapok para pengunjung karena tarif parkir yang tidak wajar,” ujarnya.
“Kemungkinan pengunjung juga kapok dan berpikir tidak akan datang lagi ke Kota Semarang,” sambungnya.
Supriyadi menerangkan, seharusnya hal tersebut diantisipasi dari awal. Selain itu harus ada sanksi tegas bagi oknum juru parkir yang menarik tarif parkir diluar ketentuan.
“Sehingga tidak ada lagi jeritan pengunjung ke Kota Semarang akibat tarif parkir yang mahal. Oleh-oleh juga begitu harganya harus wajar, jangan memanfaatkan momen,” imbuhnya.
Dia mengimbau kejadian tersebut tidak terulang lagi. Sehingga membuat nyaman pengunjung dan bisa meningkatkan jumlah wisatawan ke Kota Semarang.
“Apalagi kan jumlah kunjungan wisatawan pada liburan Lebaran ini lebih banyak dari tahun lalu. Jadi harus dijaga pelayanan publiknya biar pengunjung yang datang ke Kota Semarang itu dapat kesan baik,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto