SEMARANG (jatengtoday.com) – Ada banyak potensi perikanan dan pertanian yang masih bisa digali lebih dalam di Kabupaten Pati. Selama ini, warga Pati yang rata-rata menyandang predikat nelayan dan petani belum optimal memanfaatkan ladang yang ada.
Mereka yang ingin menimba ilmu terkait perikanan dan pertanian, harus merantau ke Semarang, Solo, Jogjakarta, dan daerah lain untuk mengenyam bangku perguruan tinggi. Fenomana itu tidak bisa dihindari karena di Pati tidak ada kampus negeri yang menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai.
“Pati sudah selayaknya didirikan kampus negeri yang disesuaikan dengan kondisi di sana. Karena warga Pati didominasi nelayan dan petani, jadi kampusnya yang menyediakan fakultas perikanan dan pertanian,” terang Widhi Handoko, Kamis (23/8/2018).
Tidak harus kampus negeri baru. Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Negeri Surakarta (UNS), dan kampus negeri lain bisa membuka fakultas di sana. “Ini untuk mendekatkan ilmu akademik kepada warga Pati. Selama ini orang Pati harus meninggalkan tanah kelahirannya untuk kuliah. Kalau dekat, kan setelah lulus, ilmunya bisa langsung diimplementasikan,” papar Ketua DPW Gerakan Nelayan Tani (GANTI) Jateng ini.
Dari Fakultas Perikanan dan Pertanian, termasuk Peternakan, akan ada bidang ilmu yang lebih spesifik yang diajarkan. Seperti budidaya ikan air tawar, industri ikan, pertenakan serta perkebunan, dan lain sebagainya. “Itu yang dibutuhkan warga Pati dan harus diperjuangkan untuk terwujudnya Universitas Negeri di Pati,” tegasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto