SEMARANG – Sepanjang Oktober ini, Jateng diprediksi bakal diterjang cuaca ekstrim. Bancana alam seperti banjir dan longsor pun bakal mewarnai sejumlah daerah, terutama wilayah Kedu. Karena itu, Pemprov Jateng menganggarkan Rp 45 miliar dari dana tak terduga gubernur untuk penanganan bencana.
Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana menjelaskan, memasuki musim penghujan ini, pihaknya mulai berjaga-jaga menghadapi banjir dan longsor. “Prediksinya cuaca ekstrim jadi ancaman banjir semakin besar. Apalagi kemarau kan banyak tanah yang merekah, itu berbahaya kalau terisi air hujan. Bisa jadi longsor,” terangnya, Rabu (11/10/2017).
Sebagai persiapan awal, pihaknya mengambil Rp 480 juta dari anggaran Rp 45 miliar untuk pengadaan logistik. Logistik itu didistribusikan ke seluruh posko bencana di kabupaten/kota di seluruh Jateng. Ketersediaan logistik awal ini terhitung penting. Sebab, ketika ada daerah yang diterjang bencana, bisa langsung didistribusikan secepat mungkin. Pengadaan logistik akan kembali dilakukan pada triwulan keempat. Logistik lanjutan itu dianggarkan Rp 180 juta.
Meski Jateng sudah diaulat menjadi provinsi tangguh bencana pertama di Indonesia, Sarwa tetap tidak mengendurkan kesiapsiagaannya. Gubernur pun telah menerapkan pola penanggulangan bencana alam secara sinergitas melibatkan semua pihak terkait. Bila terjadi bencana alam, bukan hanya BPBD yang bergerak, juga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) provinsi dan kabupaten/kota, kepolisian, TNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan komponen masyarakat lainnya.
Salah satu regulasi yang dijadikan percontohan Nasional adalah penanggulangan bencana dengan pendekatan kewilayahan. Yakni, bila terjadi bencana di satu kabupaten, maka kabupaten-kabupaten terdekat harus segara memberikan bantuan baik berupa personil maupun logistik. “Ini satu-satunya di Indonesia,” tegasnya.
Rencananya, Jumat (13/10/2017) besok, BPBD Jateng akan berkonsolidasi dengan BPBD kabupaten kota. Esoknya, Sabtu 14 Oktober, giliran BPBD berkoordinasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) se-Jateng. “Instruksi Pak Gubernur, kami harus petakan titik-titik bencana, menyebarkan peringatan, lokasi posko dan nomor kontak posko ke masyarakat. Kami juga siap keluarkan siaga darurat bencana atas rekomendasi BMKG,” paparnya.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mebambahkan, saat ini Jateng tengah dilanda dua bencana kontras. Yakni kekeringan dan banjir. Dia mengaku masih melakukan droping air bersih di Jateng bagian utara. Sementara bagian selatan sudah muncul bencana banjir.
Dia pun meminta kepada seluruh warga Jateng untuk waspada terhadap bencana alam. Sebab, nyaris seluruh wilayah yang dilewati sungai besar, berpotensi terjadi banjir. “Kalau potensi longsor paling tinggi di Kedu. Semua daerah di sana bisa longsor sewaktu-waktu,” terangnya. (*)
Editor: Ismu Puruhito