SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Komisi B DPRD Jateng, M Chamim Irfani mengaku, visi yang diusung Ganjar-Yasin ketika masa kampanye dulu cukup bagus. Terutama visi Berdikari. Karena itu, dia meminta agar pasangan tersebut benar-benar menerjemahkan visi tersebut lewat aksi nyata.
“Ini visi yang bagus. Tapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Misalnya berdikari secara ekonomi dalam tindakan, berarti melakukan penguatan dan berpihak kepada usaha kecil dan para petani,” ujar anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Jateng ini, Selasa (2/10/2018).
Dia menilai kondisi ekonomi saat ini sedang krusial paska meroketnya dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Jika tanpa ada antisipasi, bukan tidak mungkin harga bahan pokok akan terus melambung tinggi. “Apalagi selisih ekspor-impor kita masih cukup tinggi,” jelasnya.
Melihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Jateng bulan Agustus 2018 mencapai US$575,60 juta atau mengalami penurunan sebesar 4,28 persen dibanding ekspor Juli 2018 sebesar US$ 601,33 juta. Di satu sisi, nilai impor Jateng pada Agustus kemarin tembus US$ 1.548,79 juta. Angka itu melonjak 18,71 persen dibanding impor Juli yang hanya sebesar US$ 1.304,64 juta.
Menurut Chamim, angka-angka tersebut menunjukkan ketergantungan terhadap komoditas impor masih tinggi. Praktis, keberadaan industri kecil menengah (IKM) di provinsi ini terus mengalami fluktuasi. Dia menyebutkan pada tahun 2014, jumlah IKM mencapai 320.014 unit, namun menurun pada tahun 2015 menjadi 312.110 unit.
“Tahun berikutnya naik dan turun lagi. Padahal IKM merupakan kekuatan perekonomian yang tentu harus didorong dan dilindungi keberadaannya,” jelasnya.
Di bidang pertanian, lanjutnya, nilai tukar petani (NTP)Jawa Tengah pada September 2018 memang sebesar 103,31 atau naik 0,79 persen dibanding NTP bulan sebelumnya yang sebesar 102,50.
“Meski naik, ini juga fluktuatif. Apalagi dalam beberapa item NTP ada yang turun, seperti nilai tukar petani perkebunan rakyat turun 0,22 persen. Begitu pula nilai tukar petani peternakan turun 1,57 persen,” bebernya.
Menurutnya, sektor pertanian juga harus dikuatkan. Sebab sebagian besar penduduk di provinsi ini menggantungkan hidupnya di bidang pertanian. “Hampir sepertiga tenaga kerja mempunyai pekerjaan utama di kategori pertanian,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto