in

Tren Wisata Saat Pandemi, Pilih Destinasi yang Dekat dan Outdoor dengan Prokes

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sektor pariwisata sangat terdampak dengan adanya pandemi Covid‐19. Meskipun begitu, secara perlahan mulai bangkit dengan berbagai adaptasi yang dilakukan. Sekarang, tren wisata masyarakat pun berubah.

Owner Tisa Wisata Tour and Travel, Darus Heru Sampurno mengatakan, saat ini wisatawan lebih memilih destinasi yang dekat. 

“Paling ke Solo atau Jogja. Padahal biasanya arah ke Bandung ramai, Malang juga ramai, tapi sekarang berkurang,” ujarnya dalam program Ngobrol Bareng EP06 bersama Pemimpin Redaksi jatengtoday.com Ricky Fitriyanto yang ditayangkan di kanal youtube https://youtu.be/j6dqxU_uMcA.

Darus atau yang biasa disapa Ipunk tersebut menjelaskan, selain soal jarak, orang-orang juga menyasar tempat wisata yang berkonsep outdor.

“Mereka pergi ke wisata yang terbuka, dengan protokol kesehatan yang bagus, dengan jaga jarak. Ini baru tren sebenarnya,” ungkap Ipunk.

Dia menambahkan, sekarang wisatawan juga cenderung memilih pergi mandiri. Atau kalaupun rombongan hanya dalam skala kecil, seperti anggota keluarga.

Menurutnya, bisnis pariwisata, termasuk di dalamnya transportasi, menjadi sektor yang paling terpukul adanya pandemi. Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyebut, 90 persen agen perjalanan tutup sementara.

“Saya pikir statement Asita betul. Sampai sekarang yang belum bangkit banyak,” ucap Ipunk.

Sesuai pengamatannya, bulan Maret-Mei 2020 agen perjalanan benar-benar mati suri. Pada akhir Mei sedikit ada pergerakan, tetapi Juni terpukul lagi karena ada pembatasan.

Dia menyebut, hingga kini penurunannya mencapai 75 persen dari kondisi normal. Pergerakan tak lebih dari 25 persen.

Meskipun begitu, ia bersama pelaku usaha transportasi lainnya berharap agar vaksin Covid-19 bisa segera didistribusikan kepada masyarakat umum. Sebab, vaksin ini diharapkan menjadi obat pandemi sekaligus penawar kekhawatiran yang selama ini menghantui.

“Masyarakat sudah jenuh tapi juga masih takut bepergian. Kalau obat sudah diterima, semua sudah tidak takut lagi, saya pikir sektor pariwisata akan meledak,” tandasnya. (*)

 

 

editor: ricky fitriyanto 

 

 

Baihaqi Annizar