in

Teater Gema Kritik Pergeseran Budaya dan Kebijakan Pemerintah

SEMARANG (jatengtoday.com) – Teater Gema Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mengkritik pergeseran budaya dan kebijakan pemerintah melalui pementasan teater berjudul ‘Di Ujung Tombak’.

Teater yang disutradarai Ucup G tersebut diadaptasi dari naskah karya Keluarga Teater Gema yang dibukukan dalam Kitab Lakon #2 berjudul ‘Yang Tak Ada Tak Kan Pernah Hilang’.

Menurut Ucup, pementasaan ini sebagai bentuk sikap kritis terhadap isu dan tradisi. Sekaligus meluapkan keresahan yang selama ini dirasakan masyarakat.

“Naskah ini berkisah tentang isu klasik tentang relokasi yang sering terjadi di lingkungan tempat tinggal kita yang belum ada solusi konkret dari pemerintah,” jelas Ucup dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/10/2019).

Ketua Teater Gema, Adit menambahkan, pementasan ini menjadi menarik karena juga membahas kepentingan-kepentingan setiap pemangku kebijakan di berbagai daerah. Yaitu yang berdampak pada meredupnya kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal klenik.

Selain itu, pementasaan ini menjadi pembelajaran Teater Gema agar selalu peduli dengan isu-isu yang sedang diperbincangkan. Sehingga, anggota teater dapat berproses dengan kreatif dan kritis.

“Kami berharap melalui pementasaan ini bisa menggiatkan kawan-kawan Teater Gema agar selalu merawat dan menjaga kesenian, khususnya pertujukan,” tuturnya.

Antusiasme penonton teater ‘Di Ujung Tombak’ terbilang cukup ramai. Tak sedikit yang merasa takjub, seperti pengakuan Pandu.

“Pementasan Teater Gema sangat menarik. Bagi saya salah satu referensi pemanggungan yang asik ditonton. Pembawaannya juga mudah diterima,” ungkapnya. (*)

editor : ricky fitriyanto