DEMAK (jatengtoday.com) – Sebanyak 563 pelanggan klasifikasi rumah tangga 1 Perumda Air Minum Demak menerima bantuan paket sembako, beberapa waktu lalu.
Bantuan CSR yang secara simbolis diserahkan Bupati Eisti’anah didampingi Wabup KH Ali Makhsun serta Pj Sekda H Eko Pringgolaksito di Pendapa Satya Bhakti Praja itu untuk mengurangi beban mereka saat penyesuaian tarif air PDAM diberlakukan bulan depan.
Pj Direktur PDAM Demak H Qumarul Huda menyampaikan, pemberian paket bantuan sembako wujud kepedulian pada masyarakat khususnya pelanggan PDAM klasifikasi rumah tangga 1.
“Mungkin jumlahnya tidak mencukupi karena hanya 563 paket, sementara jumlah total pelanggan R 1 ada 2.800an. Namun setidaknya bisa membantu mengurangi beban mereka,” ujarnya.
Mengenai penyesuaian tarif, Bupati Eisti’anah menjelaskan, disebabkan beban biaya operasional PDAM yang membengkak.
Memang keputusan yang sulit karena kenaikan tarif dilakukan di tengah kondisi perekonomian yang masih lesu pasca-pandemi.
“Namun hal ini sudah melalui pemikiran yang masak dan wajib memenuhi beberapa syarat. Antara lain, kenaikan tidak menerbitkan pelanggan alias tidak boleh terlalu banyak dan masih bisa ditoleransi, dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan dan mutu air PDAM yang diproduksi,” urai bupati.
Selain itu juga berlaku subsidi silang. Sehingga ketika tarif PDAM telah diberlakukan, ada saving CSR untuk membantu pelanggan kelompok R 1, yang disebut dikenai kenaikan tarif Rp 7.900 per 10 M3.
Karena keterbatasan dana, kata bupati, penerima CSR tahap awal diutamakan 573 pelanggan R 1 yang sudah diseleksi kelayakannya. “Setelah ada pemasukan seiring kenaikan tarif yang sudah diagendakan mulai Nopember 2022, Insya’Allah akan digelontorkan lagi CSR bagi pelanggan R 1 yang belum mendapatkan alokasi. Jika total ada 2.800 pelanggan R 1, maka masih ada 2.237 pelanggan yang diantrikan,” ungkapnya.
Soal pelanggan PDAM Sayung dan kawasan industri, menurut bupati, direncanakan ada bantuan dari PDAM Provinsi Jateng. Yang dimaksudkan untuk mengurangi dampak lingkungan berupa penurunan permukaan tanah, akibat eksplorasi air bawah tanah. (*)