in

Tanding di Hari Pertama, Tiga Pesilat Indonesia Sabet Kemenangan dengan Skor Telak 5-0

SEMARANG (jatengtoday.com) – Tiga dari empat pesilat Indonesia yang tanding di hari pertama ASEAN School Games (ASG) 2019 berhasil menyabet kemenangan. Tak tanggung-tanggung, skor yang diperoleh sangat telak, yakni 5-0.

Kompetisi bela diri Pencak Silat dilangsungkan di Gedung Rama Shinta Hotel Patra Jasa Semarang. Di hari perdana babak eliminasi ini mempertandingkan kategori fight putra pada kelas B, C, D, dan E.

Kemenangan kali pertama diraih oleh Muhammad Agil Pakaya yang melawan pesilat asal Brunei Darussalam, Awg Mohd Asyhari Amni bin Mohd Ariff. Disusul M. Zaki Zikrillah melawan AWG Mohd Alif Asyraf bin Mohd Jaafar yang juga berasal dari Brunei.

“Di seseion pertama, dua pesilat kita menang telak dengan skor 5-0. Agil dan Zaki bermain sangat bagus, semoga bisa dipertahankan hingga akhir,” ujar pelatih silat Indonesia, Sigit Infantoro.

Pada session kedua di hari pertama, keberuntungan tidak berpihak pada kontingen Indonesia. Pesilat nasional Putra Indi Sangfanata dibabat habis oleh Mr. Yotsapat Masuphap yang merupakan pesilat dari Negeri Gajah Putih, Thailand.

Namun, tak berselang lama, I GD Arya Widhyantara berhasil mengobati kekecewaan para suporter Indonesia. Dia berhasil memperoleh skor 5-0 atas Denmark Abdurasad, kontingen asal Filipina.

Sigit selaku pelatih mengaku cukup puas di pertandingan hari pertama ini dengan mengantongi 3 nama. Tetapi, ia mengaku tak mau berbangga karena segala kemungkinan masih bisa terjadi. Apalagi melihat track record para pesilat masih awam semua.

“Jadi baik pihak lawan maupun atlet Indonesia sendiri masih proses penjajakan semua. Kita belum tahu sejauh mana kemampuan mereka. Apalagi di ASG tahun sebelumnya cabang Pencak Silat tidak dipertandingkan,” ujarnya.

Meskipun demikian, pihaknya tetap optimistis. Apalagi mengingat Pencak Silat merupakan cabor asli Indonesia, sehingga sangat berpeluang menyumbang banyak emas. “Kami akan berusaha sebaik mungkin agar menjadi yang terbaik,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto