in

Tak Lagi Uka-uka. Ini Kesan yang Didapat Saat Wisata Malam di Lawang Sewu

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kesan mistis yang dulu lekat dengan Lawang Sewu pelan-pelan dikikis oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pengelola. Kini, berwisata malam hari di bangunan cagar budaya tersebut tak lagi seram.

Humas PT KAI Daop 4 Semarang Suprapto mengatakan pihaknya telah berupaya untuk menghilangkan nuansa mistis yang lekat dengan Lawang Sewu. Salah satunya dengan memperbaiki pencahayaan yang ada.

“Tata pencahayaan di Lawang Sewu telah kami percantik. Bahkan sekarang wisata di malam hari jauh lebih menakjubkan daripada siang, spot fotonya lebih bagus,” ujarnya.

Menurut dia, cahaya lampu yang menembus barisan pintu dan jendela Lawang Sewu justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Selain itu, syuting-syuting yang bernuansa horor sudah tidak diperkenankan lagi. Baik itu film yang berbayar atau sekadar video pendek. Jika ketahuan, akan dikenakan sanksi. Pihaknya juga telah memperketat penjagaan.

Sebelumnya, kata Suprapto, kesan horor diciptakan sendiri oleh masyarakat. Bahkan pernah ada oknum-oknum yang menawarkan jasa wisata mistis alias uka-uka.

Bermodalkan senter, wisatawan akan diantar menyusuri lorong-lorong gelap. Tentunya itu wisata ilegal.

Objek wisata yang berada di Jalan Pemuda, Kota Semarang ini ditutup setiap pukul 21.00. Tidak boleh lagi ada aktivitas di dalamnya, termasuk wisata mistis.

Wisata bawah tanah yang dulunya diperbolehkan juga sekarang telah ditutup untuk umum.

“Alasan utamanya karena fasilitas keamanan di sana belum terjamin. Daripada nanti terjadi yang tidak-tidak, maka kami tutup,” imbuhnya.

Sekarang ini Lawang Sewu terus berbenah. Apalagi objek wisata ini telah menjadi ikon Kota Semarang. Seakan belum lengkap ketika singgah di Kota Semarang tidak berkunjung ke Lawang Sewu.

Dari tahun ke tahun, wisatawan di gedung peninggalan Belanda ini terus bertambah. Ada yang dari dalam kota, luar kota, bahkan tak jarang ada pengunjung dari luar negeri. Di tahun 2017 saja, jumlahnya hampir mencapai 1 juta pengunjung.

Karena itulah, kata Suprapto, pengembangan terus dilakukan. Ke depan pihaknya akan bekerja sama dengan PT KA Wisata sebagai anak dari PT KAI untuk mengoptimalkan potensi Lawang Sewu.

Bahkan, ada rencana untuk menggandeng pengelola Taman Wisata Candi Borobudur (TWC). “Untuk kerjasama dalam hal peningkatan jumlah wisatawan, utamanya wisatawan luar negeri. Kita juga lagi menggandeng TWC. Tapi ini masih penjajakan,” ungkapnya. (*)

editor : ricky fitriyanto