in

Tak Ada Dominasi di Bulutangkis dan Tenis Meja pada Peparpeda Jateng

Ramandika Tri Wardana Putra dari Salatiga meraih medali emas kelompok tuna grahita putra, setelah menundukkan Deby Ricardo Pratama (perak/Kota Semarang), 21-17 dan 21-16 di partai final.

Peraih medali cabor bulutangkis kelas upper putra pada Peparpeda Jateng 2023 di GOR Rahma Solo, Rabu (24/5/2023). (istimewa)

SOLO (jatengtoday.com) – Tak ada kota/kabupaten yang dominan di cabang olahraga bulutangkis dan tenis meja pada Pekan Paralimpik Pelajar Daerah (Peparpeda) Jateng 2023 yang digelar di Solo, Selasa (24/5/2023).

Sejumlah medali yang diperebutkan dalam pertarungan bulutangkis di GOR Rahma dan laga tenis meja di GOR Dwi Bengawan, akhirnya merata pada pesta olahraga pelajar disabilitas lingkup Jateng itu.

Dua cabang lain digelar pada multievent yang digelar National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jateng berkolaborasi dengan Disporapar Jateng itu, yakni atletik dan renang.

“Tak ada juara umum di cabang bulutangkis. Tak ada satu daerah yang meraih lebih dari dua medali, jadi merata,” kata technical delegate (TD) bulutangkis Peparpeda Jateng 2023, Yunita Ambar Wulandari, Rabu (24/5).

Ramandika Tri Wardana Putra dari Salatiga meraih medali emas kelompok tuna grahita putra, setelah menundukkan Deby Ricardo Pratama (perak/Kota Semarang), 21-17 dan 21-16 di partai final. Sedangkan perunggu digenggam Eggy Devano Putro (Banjarnegara).

Di kelompok upper putra, pebulutangkis tuan rumah Solo, Leonardus Gamma Tirta Putra Harjanto merebut medali emas setelah menundukkan Hafiz Nur Al Farizi (perak/Karanganyar), 21-17 dan 21-9. Perunggu kelompok itu diraih Rama Dwi Irwanto (Klaten).

Sementara itu Khaira Adiba Wibowo (Magelang) merebut emas upper putri, setelah menundukkan Fatma Yoni (Batang). Medali emas lower putra diraih Septian Danar Ramdhani (Jepara) usai mengalahkan Bagas Prasetiyo (Banyumas). Sedangkan emas kelompok ekshibisi SH6 direbut Revandra (Kebumen).

“Tiga kelas hanya memperebutkan medali emas, karena pesertanya masing-masing dua orang. Total 18 peserta dari 16 kota/kabupaten yang bertanding di bulutangkis. Masing-masing daerah hanya mengirim seorang atlet, hanya Banjarnegara yang tiga atlet,” tutur Ambar.

Di arena tenis meja, hanya dua kelas yang resmi dipertandingkan, yakni TT11 dan TT6-10. Petenis meja asal Kota Semarang Zamzam Aiqul meraih medali emas kelas TT11, disusul Khoiril Farel (perak/Klaten) dan Yoppi Ardian (perunggu/Temanggung).

Sedangkan medali emas kelas TT6-10 direbut Ataya Fitri Riskulloh dan Julungwangi Tri P (Banyumas) meraih perak.

“Mereka yang bertanding memang kemampuannya belum bagus. Tetapi paling tidak, ada bibit-bibit muda yang jika terus dipoles bisa menjadi atlet potensial di masa depan,” ujar Suwarno, pengurus NPCI Jateng yang memantau pertandingan tenis meja. (*)