SEMARANG (jatengtoday.com) – Sedikitnya ada 10 RW di Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Semarang terisolasi akibat banjir pada Senin (8/2/2021). Hal itu masih diperparah kondisi listrik di wilayah tersebut padam sejak Sabtu (6/2/2021) dini hari. Praktis, aktivitas warga di permukiman padat penduduk tersebut terganggu.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Gayamsari, Mulyadi mengatakan terdapat 10 RW di Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Semarang, terisolasi.
“Dalam arti, kondisi permukiman padat penduduk tersebut terendam air cukup tinggi yakni rata-rata 50 cm. Kondisi listrik mati selama 3 hari ini dan terjadi kelangkaan air bersih. Otomatis, aktivitas terganggu semuanya,” ungkapnya kepada jatengtoday.com, Senin (8/2/2021).
Dijelaskannya, listrik mati sejak Sabtu dinihari hingga Senin (8/2/2021), belum menyala. Akibat wilayah terendam banjir dan listrik mati, otomatis warga tidak bisa mendapatkan air bersih.
“Sebelumnya, rata-rata warga menggunakan air artesis, tidak menggunakan PDAM,” katanya.
Bantuan air bersih telah diberikan oleh Pemkot Semarang. “Hanya dapat bantuan satu tangki PDAM. Untuk dua RT saja sudah habis. Padahal ada 52 RT wilayah tersebut,” katanya.
BACA JUGA: Andalkan Pompa Berusia 20 Tahun, Banjir di Semarang Tak Mampu Dicegah
Saat ini, kondisi banjir sudah mulai surut yakni rata-rata dengan ketinggian air 50 cm. Sebelumnya, ketinggian air berkisar 80 cm hingga 1 meter. “Wilayah paling parah berada di RW 3 Tambak Dalam Raya, yakni jalan menuju Pom Bensin Arteri. Lainnya ada di RW 4, RW 5, RW 7, RW 8 dan RW 9. Mau keluar tidak bisa, karena motor mogok terendam air. Kondisi jalan tergenang semua. Otomatis warga tidak bisa berangkat kerja atau beraktivitas,” ungkapnya.
BACA JUGA: Semarang Dikepung Banjir, 9 Kecamatan Terendam, 5 Insiden Longsor
Sejumlah bantuan telah datang dari Dinas Sosial (Dinsos), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI), Puskesmas dan lain-lain. “Logistik dari kecamatan kemarin dapat 12 sak beras, mie 10 dus, telur dua kotak, jelas untuk satu kelurahan sangat tidak mencukupi. Malah jadi rebutan, dibagi 10 RW masih tidak mencukupi. Ya, kami masih berusaha mencari bantuan,” katanya.
Lebih lanjut, kondisi warga tidak mengungsi karena mereka memilih mencari tempat aman di sekitar rumahnya. Warga saling bahu membahu memberi pertolongan kepada tetangga yang rumahnya terendam. “Warga yang rumahnya terendam terpaksa menumpang di rumah tetangga yang posisinya lebih tinggi,” imbuh dia.
50 Warga Diungsikan
Camat Gayamsari Didik Dwi Hartono saat dikonfirmasi mengatakan, sebagian wilayah di Kecamatan Gayamsari memang masih terendam. Diantaranya di Kelurahan Tambakrejo, Kaligawe, Sawah Besar, Siwalan dan Sambirejo.
“Ada lima kelurahan yang masih terendam banjir cukup tinggi. Beberapa warga sudah kami evakuasi karena sakit, kami bantu dengan ambulance. Sejumlah tempat pengungsian telah disiapkan, misalnya di Tambakrejo berada di sebuah bangunan sekolah, Aula SMPN 4 Siwalan, ada juga yang ditempatkan Balai RW. Kurang lebih ada 50 warga diungsikan,” katanya.
Hingga hari ini, kata Didik, di Kecamatan Gayamsari ada 57 dapur umum. Pihaknya telah berupaya membantu kebutuhan logistik. “Ada beras, mie instan, telur, dan lain-lain. Dapur umum sudah tiga hari. Saat ini genangan air rata-rata kurang lebih 50 cm. Mungkin paling parah di Jalan Kaligawe tepatnya di bawah Jembatan Tol Muktiharjo,” katanya.
Pihaknya mengakui, bantuan logistik yang telah didistribusikan memang belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan warga di lapangan.
“Kalau dibilang kurang ya tetap kurang, karena bantuan logistik ini sifatnya untuk dapur umum. Tidak ada bantuan sembako khusus untuk warga. Namun bantuan-bantuan hingga hari ini masih terus mengalir, baik dari Pemkot Semarang, perusahaan swasta, pengusaha, indomaret, rumah sakit dan lain-lain,” ujarnya.
Rumah Sakit Dikepung Banjir
Sementara itu, Manajer Humas dan Pemasaran Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Sri Wahyuni mengatakan, meski RSI Sultan Agung terkepung banjir, pihaknya memastikan kondisi pasien aman.
“Insyaallah aman, tidak ada kendala. Pasien tidak ada yang dievakuasi. Banjir hanya menggenangi akses di sekitar atau halaman rumah sakit dan pintu masuk. Saya masih terus memantau. Saat ini telah ada bantuan dari petugas BPBD dan TNI-Polri. Sirkulasi logistik, termasuk pasien yang pulang dari rumah sakit juga sudah dibantu oleh petugas,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto