in

Sepi, Jumlah Pengunjung Jateng Fair 2018 Tak Sampai Setengah dari Target

SEMARANG (jatengtoday.com) – Gelaran Jateng Fair 2018 di kompleks PRPP Semarang kali ini jauh dari sukses. Taget jumlah pengunjung yang hanya 500 ribu orang, tidak bisa terpenuhi. Setengahnya saja belum tembus.

Direktur PT PRPP Semarang, Titah Listyorini mengaku, gelaran selama 24 hari ini hanya menyedot 200 ribu pengunjung. “Sebenarnya target kami sebanyak 500 ribu pengunjung,” ucapnya saat penutupan Jateng Fair 2018, Minggu (9/9/2018) malam.

Kemerosotan jumlah pengunjung itu bisa disebabkan dari banyak faktor. Selain karena kurang sosialisasi, juga dipengaruhi insiden jatuhnya pengunjung yang sedang naik bianglala, di pertengahan gelaran Jateng Fair.

Karena itu, Titah mengaku akan menyiapkan peningkatan kualitas Jateng Fair tahun depan. Dia berencana akan melalukan rebranding agar para pelaku ekonomi kreatif lokal hadir dengan kualitas produk yang tinggi.

“Hal tersebut perlu kami lakukan mengingat Jateng Fair telah terselenggara selama 31 tahun,” katanya.

Untuk tahun 2019, Titah mengatakan Jateng Fair bakal diselenggarakan pada 23 Agustus hingga 15 September. Dengan waktu satu tahun persiapan, dia berharap akan memancing ide-ide pelaku ekonomi dan pengunjung agar semakin meningkat.

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang menututup gelaran Jateng Fair 2018 menerangkan, sebenarnya acara tahunan ini digadang-gadang mampu memicu pertumbuhan produk lokal.

“Hari ini dunia lagi berubah dan bergerak, ekonomi sedang terjadi benturan luar biasa. Event seperti ini sebenarnya bagaimana kita menjual produksi lokal, kalau produk itu memang bermutu ini menjadi potensi luar biasa,” bebernya.

Ganjar pun mengulik beberapa produk unggulan Jawa Tengah yang saat ini justru mengalami prospek luar biasa meski kondisi perekonomian dunia tidak menentu. Kerajinan kursi rotan dari Wonogiri dan Jepara salah satunya, karena memiliki nilai jual lebih saat diekspor.

Dia berharap langkah pengrajin tersebut diikuti pelaku usaha lain, yakni meningkatkan kualitas produksi sesuai pangsa pasar ekspor. Dinas Pertanian dan Perkebunan misalnya, kata Ganjar, jika mampu melakukan akselerasi terhadap dunia ekspor akan memiliki daya jual yang luar biasa. “Jadi kita tidak perlu memaki menghadapi situasi seperti ini,” tegasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.