SEMARANG (jatengtoday.com) – Belasan narapidana di Lapas Kelas I Kedungpane Semarang mengisi hari-harinya dengan melukis batik. Hasil karya-karyanya sudah banyak yang dipasarkan. Bahkan kerap mendapat pesanan dari berbagai pihak.
Salah satunya dilakukan Dimas Adi Kurniawan (25). Napi narkoba tersebut mengaku sudah mengikuti kegiatan membatik di Bengkel Kerja lapas sejak satu tahun lalu. Saat ditemui, ia sedang sibuk membuat batik lukis.
“Lumayan untuk menyalurkan hobi. Apalagi bisa dapat penghasilan juga dari kegiatan ini,” ujarnya, Jumat (26/7/2019).
Hal serupa juga dilakukan Edi Susanto (37), napi narkoba yang divonis 4,2 tahun penjara. Namun, ketika itu ia tidak sedang membuat batik, tapi mewarnai kain yang sebelumnya telah digambar motif orang.
“Ini kan yang lagi tak buat bentuknya wajah, jadi lebih rumit dari pada motif batik biasa. Kalau yang ini nanti bukan buat baju, tapi dipigura,” jelas Edi yang sudah dipenjara sejak 2017 lalu.
Menurutnya, semua alat dan bahan di bengkel kerja sudah dipersiapkan oleh pihak lapas. Seperti, canting, pewarna, kompor kecil, kain, lilin, dan lain sebagainya. “Kami tinggal pakai saja. Kita juga nggak disuruh buat bayar, tapi nanti kalau dapat pesanan baru sistemnya bagi hasil dengan lapas,” imbuhnya.
Ia berharap dengan adanya fasilitas ini, dirinya dan rekan-rekannya dapat memiliki keterampilan baru yang dapat diterapkan ketika menghirup udara bebas nantinya. “Nanti kalau sudah bebas, saya akan menekuni bidang ini,” jelas Edi.
Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kedungpane Susi Andriany Pohan mengatakan, pemberdayaan para napi melalui bengkel kerja ini sebagai bentuk pengabdian kepada negara.
“Jangan dikira mereka mereka cuma para napi yang tidak memberikan apa pun ke negara. Justru lewat kerja kerasnya di lapas ini mereka memberikan 15 persen penghasilannya untuk negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB),” bebernya. (*)
editor : ricky fitriyanto