SEMARANG (jatengtoday.com) – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 akan direvisi. Revisi ini dilakukan untuk menyambut besarnya Investasi di Jateng.
Wakil Ketua Pansus Revisi RPJMD Jateng, Hadi Santoso menjelaskan, belakangan banyak investor yang melirik untuk menanamkan modal di provinsi ini. Apalagi Kawasan Industri Batang juga dilirik banyak investor asing.
“Termasuk KIK (Kawasan Industri Kendal),” ucapnya Jumat (21/5/2021).
Dikatakan, geliat Invesatasi pasca pandemi, tercatat lebih dari Rp150 triliun. Terdiri dari Peruhaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN).
Baca juga: Pabrik Kaca Asal Korsel Tanam Investasi Rp5 Triliun
“Kami menyambut baik besarnya Investasi di Jawa Tengah, sugeng rawuh para investor, Pemda bersama DPRD sedang melakukan perubahan RPJMD untuk mensinergiskan semua kebutuhan pembangunan di Jateng,” jelasnya,
Politisi PKS ini menyebutkan, dampak dari Peraturan Presiden 79/2019 tentang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi dan Peraturan Presiden No 109 / 2020 tentang Proyek Strategis Nasional (PSN), yang berakibat lahirnya KIK, Kawasan Industri Brebes, KSPN Borobudur dan Kawasan Industri Batang harus diikuti dengan penyesuaian kebijakan Infsatruktur pendukung, penyiapan dan rehabilitasi lahan serta dukungan pengembangan pariwisata di Jateng.
“Kebangkitan ekonomi pasca pandemi di depan mata, segala aturan pendukung harus segera disiapkan, jangan sampai regulasi menjadi penghambat, dan juga jangan sampai masyarakat lokal menjadi penonton,” jelasnya.
Dikatakan, revisi Perda 5 tahun 2018 tentu juga mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat pasca Covid 19 ini yang menyebabkan kenaikan kemiskinan sebesar 11,9 persen, pertumbuhan ekonomi minus 0,8 persen, pengangguran terbuka sebsar 5,67 persen, lebih dari 65 ribu pekerja terdampak baik di PHK atau pun dirumahkan.
Baca juga: Tangani Pandemi Covid-19, Gus Yasin Minta Data Kemiskinan Diperbaiki
“Di satu sisi kondisi pasca pandemi perlu perhatian, disisi lain optimisme kebangkitan ekonomi terlihat jelas, revisi RPJMD ini harus membawa aura optimis, karena optimis dalam memprediksi bagian dari doa,” lanjutnya.
Hadi memberikan gambaran revisi yang akan dilakukan selain terkait penyiapan menyambut percepatan ekonomi juga soal besaran potensi pendapatan, prioritas anggaran, target serta sasaran pembangunan tahun 2022 dan 2023.
“Semangat Enterprenuer Government, akan kita dorong agar pendapatan sektornon pajak meningkat, serta prioritas menekan angka kemiskinan dan pengangguran harus muncul dalam revisi RPJMD ini,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto