in

Revitalisasi Kota Lama Molor, Pengusaha Menangis, Omset Menurun 200 Persen

“Kami merasakan sendiri dampaknya. Jika di rata-rata, omset bulanan kami melemah kurang lebih sekitar 200 persen,”

SEMARANG (jatengtoday.com) – Beberapa pelaku usaha di Kota Lama Semarang mengeluhkan molornya proyek pembangunan di kawasan tersebut. Pasalnya, mundurnya proyek dari skedul yang direncanakan sebelumnya, berdampak signifikan terhadap omset bulanan.

Manager Old City 3D Trick Art Museum Semarang, Andi Iryanto mengaku pendapatan bulanan dari usaha yang dijalankan menurun hingga 200 persen. Arif merasakan betul dampaknya karena tempat usahanya merupakan salah satu yang konsisten buka meskipun sedang ada revitalisasi.

“Kami merasakan sendiri dampaknya. Jika di rata-rata, omset bulanan kami melemah kurang lebih sekitar 200 persen,” ujarnya, Jumat (18/1/2019).

Menurut Arif, biasanya dalam sehari pengunjung mencapai lebih dari 120 orang, tetapi sejak ada pembangunan, 70 orang saja kadang tidak sampai. “Kita banyak keluhan dari customer karena akses jalan ke tempat ini susah,” imbuhnya.

Tak hanya Andi, Pengelola kafe Tekodeko, Ronny Jonathan juga mengeluhkan hal yang sama. Molornya revitalisasi Kota Lama sangat perpengaruh terhadap usahanya. Apalagi akses jalan menuju kafe yang berada di Jalan Letjen Suprapto No 44 tersebut kadang ditutup.

“Dampaknya jelas membuat omset menurun drastis. Kerugian rata-rata perbulan bisa mencapai Rp 30-50 juta,” bebernya.

Menurut Ronny, sepinya mobilitas di sekitar usahanya berdampak pada jumlah konsumen.

“Mungkin, orang-orang yang tadinya hendak berkunjung ke Kota Lama terpaksa mengurungkan niatnya karena pembangunan disini tak kunjung selesai. Atau, ada juga orang-orang yang harusnya melalui jalur Kota Lama, akhirnya mencari jalan alternatif lain. Otomatis jadinya sepi,” keluhnya.

Selain itu, dampak proyek tersebut juga terasa pada perawatan gedung. “Banyak debu, setiap hari harus dibersihkan. Kita sebagai pengelola kafe cukup kerepotan. Apalagi kami punya tempat nongkrong outdoor yang bisa dimanfaatkan customer, itu pagi dibersihkan, nanti siangnya udah berdebu lagi,” imbuhnya.

Ronny sebenarnya tidak mengeluhkan adanya pembangunan. Dirinya justru mendukung secara penuh program dari pemerintah setempat karena nantinya bisa berdampak positif untuk pengembangan usaha ke depan. Namun, yang dia sayangkan adalah kemoloran proyeknya.

“Untuk pembangunan kita berharap bisa segera selesai karena memang sudah mundur dari yang ditargetkan. Pokoknya jangan sampai molor lagi. Semoga hasilnya nanti bisa berdampak positif untuk perkembangan Kota Lama ini,” pungkasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto

Baihaqi Annizar