in

Rakor Tindak Lanjut Hasil Audit Kasus Stunting dan Sosialisasi Program Gong Ceting di Kecamatan Bonang

Disampaikan hasil dari pelaksanaan audit kasus stunting di Desa Tlogoboyo Kecamatan Bonang.

DEMAK (jatengtoday.com) – Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (BPKB) Kecamatan Bonang melaksanakan koodinasi rencana tindak lanjut hasil audit kasus stunting dan sosialisasi program Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting) bersama tim dari Institut Teknologi Kesehatan (ITEKES) Cendekia Utama Kudus.

Kegiatan yang bertempat di aula Puskesmas Bonang 1 ini, dihadiri oleh Bikor Puskesmas Bonang 1, ahli gizi, bidan puskesmas, TA Stunting Kabupaten Demak Nur Uhbiyati, Tim ITEKES Cendekia Utama Kudus dan Penyuluh KB (PKB).

Dalam kegiatan ini disampaikan hasil dari pelaksanaan audit kasus stunting di Desa Tlogoboyo Kecamatan Bonang. Selain itu juga disampaikannya persiapan tim teknis AKS agar dapat memiliki data hasil audit kasus stunting saat dilaksanakannya rapat koordinasi untuk persiapan deseminasi AKS pada Bulan November.

“Audit kasus stunting ini salah satu upaya penguatan deteksi dini dan intervensi spesifik dan sensitive yang tepat bagi kelompok sasaran beresiko stunting,” kata Drs. Taufiq Rifai, M.Si, Dinpermades P2KB Kabupaten Demak.

Selanjutnya juga disampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan program Gong Ceting oleh Luluk Cahyanti, S.Kep,Ns,M.Kep yang kegiatannya akan dilaksanakan di 11 desa lokus stunting di 4 kecamatan yaitu Bonang, Demak, Wedung dan Sayung.

“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia di Kabupaten Demak,” ujarnya.

Diharapkan mahasiswa KKN yang dilibatkan dalam kegiatan ini dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, pemecahan masalah Kesehatan. Dan kegiatan ini dapat sebagai monitoring dan evaluasi program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Demak.

“Kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya pelatihan peningkatan kapasitas TPK, pendampingan analisa data AKS, pemberdayaan dan KIE kepada sasaran keluarga beresiko stunting, pengembangan produk pangan lokal, pelatihan penyusunan menu, pengolahan dan penyajian makanan sehat keluarga,” ungkapnya. (*)