in

Qatar Beli Porselen Rp 1,2 Miliar dari UKM Virtual Expo

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ada satu UKM yang mencatat transaksi tertinggi dalam UKM Virtual Expo yang digelar Dinas Koperasi dan UKM Jateng selama tiga hari, Minggu-Selasa (25-27/10/2020). Yakni pengusaha porselen dari Jateng yang produknya diborong orang Qatar. Angkanya sampai Rp 1,2 miliar.

Kepala Dinkop dan UKM Jateng, Ema Rachmawati mengaku tidak menyangka. Meski begitu, ini membuktikan jika sebenarnya produk UKM Jateng bisa menembus pasar internasional.

“Kemarin ada yang beli porselen Rp 1,2 miliar, pengirimannya ke Qatar. Memang selama ini produk dari Jateng banyak yang diekspor ke negara-negara Timur Tengah,” jelasnya, Selasa (27/10/2020).

Selain Qatar, ada pembeli dari negara-negara lain yang juga berbelanja di UKM Virtual Expo. Seperti Singapura, Malaysia, dan beberapa negara di Eropa.

“Tapi ada juga kemarin, peserta UKM Virtual Expo yang dapat pesanan dari luar negeri, tapi malah takut. Alasannya karena tidak bisa berbahasa Inggris. Ini menjadi PR kami. Ke depan, mungkin kami akan menggelar pelatihan bahasa Inggris untuk pelaku UKM,” ujarnya.

Dikatakan, potensi menembus pasar global ini juga tidak lepas dari peran pemasaran daring. Karena itu, dia meminta para pelaku UKM untuk mengembangkan usaha secara digital. Terutama para pengusaha yang selama ini belum melirik online.

Dia kembali mencontohkan, ada pengusaha di Kabupaten Wonosobo yang memproduksi mi ongklok instan. Penjualannya ada yang offline, ada yang online.

“Sebelum pandemi, penjualannya 30 persen dari offline, dan 70 persen dari online. Nah, saat pandemi, penjualannya yang dari offline turun jadi 10 persen. Sementara yang online, malah naik jadi 90 persen,” paparnya.

Lebih lanjut, Ema memberi semangat agar para pelaku UKM harus percaya diri. Jangan takut bersaing. Sebab, saat ini pasar global sedang tren produk-produk handmade. Dan produk handmade merupakan kekuatan UKM Jateng.

“Di pasar global, handmade lebih laku daripada mass product. Seperti di Eropa dan Amerika, sekarang mereka cenderung menggunakan kerajinan dari bambu untuk membuat wadah-wadah. Ini bisa jadi peluang,” terangnya. (*)

editor: ricky fitriyanto