in

Puncak Musim Hujan di Jateng Berbeda-beda, Baca Rinciannya

SEMARANG (jatengtoday.com) – Puncak musim hujan di Jateng akan berbeda-beda. Mayoritas wilayah di Jateng baru mencapai puncak musim hujan pada Januari 2019. Sebagian kecil lainnya, terjadi pada bulan Desember 2018 serta Februari 2019.

Forecaster Iklim Stasiun Klimatologi Semarang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng, Rosyida mengatakan, meskipun secara umum puncak musim hujan terjadi pada Januari, tetapi ada sebagian yang terjadi pada bulan Desember. Yakni di sebagian wilayah Banyumas, Kebumen, dan Purworejo; sebagian Temanggung Utara; serta sebagian kecil Brebes dan Kendal.

Ada pula yang puncak musim hujannya terjadi pada bulan Februari, yaitu Kota Tegal, Pekalongan, Surakarta, dan Magelang; sebagian Brebes, Pemalang, Blora, Grobogan, Semarang, Temanggung, Salatiga, dan Cilacap; sebagian Sragen dan Pekalongan Selatan.

Selain itu, sebagian Purbalingga dan Sukoharjo utara; barat laut Batang, Karanganyar dan Banjarnegara; sebagian kecil Wonogiri barat; barat daya Boyolali. Termasuk Kota Semarang sendiri sebagai ibukota Jateng, puncak musim hujannya baru akan terjadi pada mFebruari 2019.

Menurut Rosyida, musim hujan tahun 2018/2019 ini bisa dikatakan mundur atau lebih lambat dari rata-rata biasanya. Ini diakibatkan oleh faktor global, seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang bersumber dari wilayah Ekuator Pasifik Tengah.

“Pengaruh badai El Nino ini berpengaruh pada awal musim menjadi mundur atau lebih lambat dari biasanya. Biasanya kan bulan Oktober sudah banyak musim hujan, tapi kali ini belum,” ujarnya saat diwawancarai di kantornya, Rabu (12/12/2018).

Menurut dia, wilayah yang sudah mulai hujan pada Oktober baru sebagian kecil. Bahkan ada yang baru mulai pada bulan Desember, seperti daerah Pati, Rembang, serta sebagian kecil Jepara.

“Tapi sebenarnya ini sudah diprediksikan oleh kami. Sudah sesuai dengan prediksi bahwa musim hujan rata-rata baru akan dimulai pada bulan November,” paparnya.

Untuk panjang musim sendiri, paling lama terjadi selama enam bulan. “Perkiraan kalau pada awalnya bulan Oktober-November kan berarti berakhir sekitar bulan Maret. Ada yang panjang musimnya lebih cepat, yakni sekitar 3 bulanan,” imbuhnya.

Rosyida mengimbau, yang perlu diwaspadai saat musim penghujan ini adalah potensi banjir. “Karena curah hujannya tinggi, jadi waspadai terjadinya banjir, utamanya di wilayah-wilayah yang sudah menjadi langganan banjir seperti di Kota Semarang ini,” pungkasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto