Inisiatif memulai KBM di pesantren ini, juga didukung para wali santri yang memastikan kesehatan anaknya, sebelum berangkat mondok.
SEMARANG (jatengtoday.com) – Lingkungan pondok pesantren diklaim lebih siap memberlakukan sistem sekolah tatap muka dibanding lembaga pendidikan lain. Pasalnya, pesantren punya asrama sendiri. Tidak bisa sembarangan keluar masuk pondok.
Hal itu diungkapkan anggota Komisi E DPRD Jateng, Muh Zen Adv, Jumat (14/8/2020). Dikatakan, beberapa pesantren di Jateng sudah melakukan kegiatan belajar sejak selesai liburan puasa lalu.
“Agar santri tidak terlalu pasif karena terlalu panjangnya masa liburan, para pengasuh pesantren langsung memulai KBM dengan tetap berupaya mematuhi protokol kesehatan dengan mewajibkan pakai masker, physical distancing dan selalu menjaga jarak,” paparnya.
Dijelaskan, di pondok pesantren juga disiapkan sabun dan air mengalir untuk cuci tangan serta memperketat aktifitas kunjungan keluarga santri maupun tamu pengasuh pesantren.
Inisiatif memulai KBM di pesantren ini, juga didukung para wali santri yang memastikan kesehatan anaknya, sebelum berangkat mondok dengan memeriksakan kesehatan kepada otoritas layanan kesehatan.
“Sama saat santri tiba di pondok. Tidak langsung beraktivitas, tapi menjalani pemeriksaan kesehatan dari puskesmas terdekat dan menjalani karantina mandiri,” bebernya.
Cegah Tumbuhnya Klaster Baru
Terkait adanya beberapa santri yang terjangkit Covid 19, kata Muh Zen, tidak bisa digunakan untuk menggeneralisir seluruh pesantren di Jateng. Justru kondisi ini mestinya digunakan untuk instropeksi, bahwa pesantren perlu dibantu untuk mencegah berkembangnya penularan Covid 19.
Dia menuturkan langkah pesantren ini mestinya dapat menginspirasi para pengelola lembaga pendidikan formal agar proses belajar tidak melulu dilaksanakan secara daring atau virtual saja. Pasalnya, tidak semua peserta didik memiliki sarana komunikasi untuk mengikuti kegiatan belajar lewat daring.
“Mestinya ada jalan keluar untuk memenuhi kendala ini agar hak untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar bagi semua siswa bisa dipenuhi. Caranya bagaimana bisa disiapkan dengan baik dan cepat. Sarana, fasilitas pendukung dan alokasi anggaran yang ada bisa dimaksimalkan,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto