SEMARANG (jatengtoday.com) – Ulama besar dari Suriah Syech Abdul Salam Rejeh, menghadiri Rapat Forkopimda Jawa Tengah bertema Merawat Keberagaman, Memperkuat Solidaritas Menuju Jawa Tengah Yang Aman dan Damai, di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (21/11/2018).
Pada kesempatan itu, dia berpesan agar Bangsa Indonesia tidak terpecah belah seperti negaranya.
Dari kacamatanya, ada persamaan antara negaranya yang didera perang saudara berkepanjangan dengan Indonesia. Keduanya sama-sama dibangun atas keberagaman agama dan budaya.
“Saya datang ke Indonesia karena saya yakin, ini negara sebagai ibunya agama Islam. Saya khawatir jika ada sesuatu yang terjadi dengan Indonesia khususnya kalau ada terorisme,” paparnya.
Diceritakan, jika di negaranya tak jauh beda dari Indonesia. Namun pergolakan timbul dari perbedaan yang ada. Selain itu, campur tangan pihak asing masuk ke dalam Suriah dan memorak porandakan semuanya.
“Di negeri kami banyak golongan yang masuk dengan menggunakan senjata dengan dalih menegakkan syariat Islam. Tapi nyatanya mereka justru merusak. Mereka mengatakan cinta Allah dan Rasulullah, tapi mencerca saudaranya, tapi memerangi saudaranya, tapi membunuh saudaranya,” lanjutnya.
Dia memahami, Indonesia punya persatuan kuat meski banyak perbedaan. Karena itu, dia mewanti-wanti agar kekuatan persatuan tersebut bisa langgeng dengan dilandasi memahami keyakinan masing-masing.
“Bagi yang muslim, untuk menjaga stabilitas negara harus jernih dengan mencintai Allah. Bagaimana mungkin bisa menegakkan stabilitas dengan khilafah?” ucapnya.
Munculnya sistem khilafah, ditengarainya akibat ulah tangan-tangan asing yang tak terlihat dan telah membuat gaduh bangsanya untuk kepentingan besar meraka. Kegaduhan itu disebabkan dua hal, pertama karena kemiskinan, kedua karena ada kepentingan besar.
“Mereka masuk ke negara kami, mereka tidak menyukai warga kami, mereka membawa senjata, mereka menyebarkan fitnah,” tuturnya.
Rapat Forkopimda dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Wuryanto, sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di Jateng.
Syech Salam berpesan, saat ini media sosial menjadi media propaganda di masyarakat. Indonesia perlu membatasi peran media sosial terutama pada anak-anak.
“Saya tahu kalian saat ini tengah menghadapi persoalan serius khususnya di media sosial. Maka kita perlu menjaga anak kita agar tidak mengonsumsi media sosial secara bebas,” terangnya.
Syech Abdul Salam merasa senang datang pada acara tersebut, yang memperat hubungan pemerintah dengan para ulama. Hubungan itu dinilainya mampu menjaga kondisi yang damai di masyarakat.
“Kalian bangsa Indonesia adalah warga yang beragama, beradat dan mencintai Rasulullah dan Allah, hari ini banyak orang yang mengaku mencintai Allah dan Rasulullah, tapi tidak dilandasi dengan ilmu,” ujarnya dihadapan para ulama dan umara Jateng. (*)
editor : ricky fitriyanto