in

Penyakit Katastropik Sedot 24 Persen Biaya Pelayanan Tingkat Lanjut BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan berupaya menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif.

BPJS Kesehatan menggelar senam prolantis untuk menekan penyakit katastropik. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Andi Ashar menjelaskan, pada tahun 2021, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik mencapai Rp 17,915 triliun.

Angka itu mengambil porsi 24,11 persen dari total biaya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan.

Karena itu, dia berupaya menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif.

Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN.

“Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat,” ucapnya, Selasa (12/7/2022).

Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengajak masyarakat senam Prolanis di Klinik Permata Sehat dan Puskesmas Mijen, Jumat (15/7/2022) mendatang.

Pekan Senam Prolanis bagi Peserta JKN Serentak (Pekan Semangat) di 5.400 titik di Indonesia, sekaligus sebagai peringatan HUT ke-54 BPJS Kesehatan.

Senam Prolanis ini digadang-gadang mampu mencatat Rekor MURI sebagai pelaksanaan senam bagi peserta penyakit kronis dengan titik lokasi pelaksanaan terbanyak se-Indonesia.

“Melalui kegiatan senam ini, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya menjalankan hidup sehat. Dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia,” jelasnya.


Masih dalam rangkaian peringatan ulang tahunnya yang ke-54, BPJS Kesehatan juga menggelar aksi donor darah yang melibatkan partisipasi seluruh pegawai BPJS Kesehatan di penjuru Indonesia.

Andi menuturkan, aksi kemanusiaan ini merupakah wujud kepedulian dan semangat gotong royong Duta BPJS Kesehatan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.

Sebelum mendonorkan darah, Duta BPJS Kesehatan wajib menjalani skrining kesehatan terlebih dulu untuk memastikan memenuhi kualifikasi sebagai calon pendonor darah.

“Selain untuk menambah stok ketersediaan kantong darah bagi Palang Merah Indonesia (PMI), donor darah ini juga besar manfaatnya, seperti mencegah risiko terkena penyakit jantung, kolesterol, hingga kanker, menurunkan berat badan, serta bisa mendeteksi penyakit serius. Donor darah juga mendorong proses peremajaan sel-sel darah, artinya darah di dalam tubuh kita akan digantikan oleh darah baru yang lebih baik dan sehat, sehingga tubuh bisa menjadi lebih bugar dan produktif,” tandasnya. (*)

Ajie MH.