SEMARANG (jatengtoday.com) – Kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) di Kota Semarang diwarnai kemacetan. Terutama pada jam sibuk saat berangkat maupun pulang kerja.
Penumpukan kendaraan terjadi saat para pengendara dari luar kota yang masuk perbatasan Kota Semarang dilakukan pengecekan kesehatan.
“Pemeriksaan di wilayah perbatasan memang menjadi fokus utama petugas, mengingat setiap hari banyak kendaraan luar kota yang masuk ke Kota Semarang,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Endro P Martanto, Kamis (30/4/2020).
Dikatakannya, sterilisasi kendaraan dilakukan sebelum kendaraan masuk ke Kota Semarang. Pihaknya mengakui kegiatan pengecekan kesehatan tersebut memiliki risiko terjadinya penumpukan kendaraan.
“Itu menjadi konsekuensi dari penerapan PKM. Situasi dan kondisi ini luar biasa. Artinya, bukan situasi seperti hari normal,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Mualim, meminta agar penerapan PKM dievaluasi rutin. Dia mengapresiasi langkah kebijakan PKM di Kota Semarang tersebut.
“Saya yakin apabila masyarakat patuh, penerapan PKM ini mampu mengurangi penyebaran kasus Covid-19 di Kota Semarang. Tentu akan semakin mereda,” ujarnya.
Secara teknis, lanjut dia, perlu dilakukan evaluasi. “Teknis pemeriksaan kesehatan terhadap pengendara perlu kesiapan matang. Ini harus terus dikaji. Tidak serta merta kelihatan hasilnya,” katanya.
Dia juga mengusulkan agar Pemkot Semarang membentuk tim khusus.
“Pengecekan kesehatan di pintu masuk masih terkendala beberapa hal di antaranya tingkat kecepatan dari petugas dalam melakukan tes serta sarana dan prasarana,” katanya.
Menurutnya, keterbatasan petugas yang melakukan pengecekan dan keterbatasan alat ukur suhu tubuh menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan.
“Harus diketahui pos mana yang perlu ditambah petugas serta peralatan. Selain itu, juga perlu menyediakan lahan parkir bagi para pengendara yang harus dilakukan pemeriksaan lanjutan,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto