SEMARANG (jatengtoday.com) – Puluhan prototipe solusi Internet of Things (IoT) berhasil tercipta dari tangan para pelajar madrasah peserta program inkubasi Akademi Madrasah Digital 4.0.
Di bawah bimbingan PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Kementerian Agama (Kemenag), inkubasi selama 7 bulan ini juga telah menanamkan pengetahuan dan keahlian kepada para pelajar.
Salah satunya mengenai pemanfaatan teknologi digital yang bisa dimanfaatkan untuk menjawab problem sosial di masyarakat serta meningkatkan produktivitas dunia usaha.
Baca: XL Axiata-Tokopedia Kerjasama Terapkan Platform MCCM
Melalui program ini, para pelajar mendapatkan materi dari para para ahli mengenai dinamika industri sesuai yang ada saat ini di mana pemanfaatan teknologi digital semakin luas di berbagai bidang.
“Mereka juga mendapatkan bimbingan tentang bagaimana menelurkan ide, mendesain suatu perangkat, hingga pengetahuan dasar teknik perancangan Io). Pastinya semua materi itu adalah hal baru bagi peserta, tetapi ternyata mereka bisa menyerapnya dengan cepat,” papar Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih, Sabtu (6/2/2021).
Dikatakan, inkubasi yang dilaksanakan sejak Juli 2020 dan diikuti oleh 110 pelajar dari 22 Madrasah Aliyah. Para pengajar merupakan ahli dari Laboratorium IoT X-Camp milik XL Axiata.
Baca: Gadis di Kendal Disetubuhi Berkali-kali, Lokasinya Ada yang di Teras Madrasah
Untuk menyesuaikan dengan protokol kesehatan terkait Covid-19, program ini dilaksanakan secara daring.
Para peserta mengikuti dari rumah atau sekolah masing-masing yang tersebar di 22 kota/kabupaten, di 10 provinsi. Karena itu, proses ini cukup menantang karena idealnya inkubasi dilaksanakan dalam satu lokasi sehingga proses bimbingan bisa berjalan secara intensif.
Transformasi Digital
Sementara itu, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah, A Umar menyebut, program Akademi Madrasah Digital adalah bentuk respons untuk melakukan proses transformasi digital di madrasah.
Baca: XL Salurkan 360 Ribu Paket Internet Gratis untuk Pelajar Madrasah di Jateng-DIY
Hadirnya program ini menjadi momentum bagi siswa-siswi madrasah untuk unjuk kemampuan di Bidang Teknologi.
Konsep pembelajaran yang diberikan kepada siswa siswi madrasah melalui Akademi Madrasah Digital yaitu pembelajaran soft skill dan pendampingan pengembangan prototipe
Ada lebih dari 1.300 peserta dari 250 Madrasah Aliyah mengirimkan makalah tentang IoT. Seleksi dilakukan untuk mengetahui tingkat keseriusan peserta, aspek originalitas, dan seberapa realistis ide-idenya dapat diwujudkan.
Baca: Dukung PJJ Siswa Madrasah, Kemenag Kerja Sama dengan Lima Operator
Hasilnya, terpilih 22 kelompok peserta, yang terdiri dari 110 pelajar untuk mengikuti inkubasi di dalam program Akademi Madrasah Digital tersebut.
Dengan disiplin yang ketat, program ini bisa selesai tepat waktu dan berhasil mendukung para pelajar menciptakan puluhan prototipe solusi IoT.
Total tercipta sebanyak 22 solusi IoT dengan ide yang sangat beragam, sesuai dengan kebutuhan aktual di masyarakat sekitar mereka, baik terkait dengan persoalan social, maupun kebutuhan usaha atau bisnis.
Baca: XL Axiata Perkuat Jaringan Fiber hingga Pelosok Daerah
Misalnya adalah terkait dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan, penanganan sampah dan limbah, pencegahan penularan Covid-19, pencegahan kebakaran, penghematan energi, hingga penjernih udara.
Tiga Karya Terbaik
Dari semua karya para pelajar, terpilih tiga karya terbaik, yaitu solusi IoT bernama ‘Skyrone’ untuk pemantauan lahan jagung, karya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendikia dari Tanah Laut, Kalimantan Selatan, meraih predikat sebagai The Most Innovative.
Selanjutnya, ‘Mustech’ sebagai solusi monitoring suhu dan kelembaban jamur tiram karya MAN 2 Majalengka, sebagai The Most Marketable.
Baca: Kemenag Gandeng Smartfen Berikan Paket Data Gratis untuk Madrasah
Terakhir, ‘Aquiots’ berupa solusi sistem aquatiponik bagi urban farming, karya MA Darussalam Jombang sebagai The Most Applicable.
Selain itu, terpilih juga dua solusi terbaik lainnya yang mendapatkan predikat Top Contender, yaitu ‘E-Clear’ untuk monitoring dan pemilahan sampah menggunakan teknologi machine learning, karya MAN 2 Nganjuk.
Satu lagi adalah ‘Medi Gate’, solusi untuk membantu pembatasan jumlah pengunjung di suatu tempat guna mencegah penyebaran Covid-19, karya MAN 2 Kudus.
Baca: Gerakan Wakaf Uang Diluncurkan, Diawali ASN Kemenag
Ketiga pemenang kategori terbaik berhak mendapatkan hadiah uang tunai masing-masing Rp 15 juta dari Kementerian Agama dan modem berserta paket data sebesar 20 GB selama 1 tahun dari XL Axiata.
Untuk dua pemenang Top Contender masing-masing berhak mendapatkan uang tunai Rp 10 juta dari Kemenag dan modem serta paket data XL sebesar 20 GB selama 1 tahun.
Bagi 17 kelompok peserta lainnya tetap akan memiliki kesempatan meraih predikat The Most Attractive Idea untuk 5 kelompok, yang masing-masing akan mendapatkan hadiah Rp 5 juta dari Kementerian Agama dan modem berserta paket data sebesar 20 GB selama 1 tahun.
Baca: Kemenag dan Google Luncurkan Program Transformasi Pendidikan Madrasah
Secara umum, program Akademi Madrasah Digital dirancang secara khusus dengan melihat kebutuhan para pelajar Madrasah Aliyah di Indonesia. Program menyediakan serangkaian pelatihan online dan offline yang diisi dengan sederet materi pendukung.
XL Axiata memberikan dukungan berupa antara lain menyediakan karyawan dengan keahlian khusus dan berpengalaman sebagai pengajar dan pembimbing. (*)
editor : tri wuryono