in ,

Pasar Yaik Baru segera Dirobohkan

SEMARANG – Pasar Yaik Baru di kompleks Pasar Johar eks kebakaran, segera ditutup dan dirobohkan. Hal itu mengingat Pemkot Semarang akan segera melakukan pembangunan di kawasan tersebut. Setelah Yaik Baru dibongkar, Pemkot Semarang akan segera mengembalikan fungsi lahan tersebut sebagai Alun-alun Kota Semarang.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto menegaskan, penutupan Pasar Yaik Baru diperkirakan dilakukan Januari, atau paling lambat Februari 2018 mendatang. “Penutupan nanti ditandai dengan pemasangan pagar terbuat dari seng. Sehingga diharapkan lokasi tersebut terbebas dari aktivitas pedagang,” kata Fajar, Jumat (8/12/2017).

Dikatakannya, pada bulan Januari akan dibuatkan Memo Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terkait penghapusan asset. Setelah itu Pasar Yaik dilelang untuk pembongkaran. “Mudah-mudahan, Februari pertengahan sudah ditutup, semua kegiatan pedagang di Pasar Yaik Baru harus sudah dipindahkan ke relokasi MAJT,” katanya.

Menganai penataan tempat di pasar relokasi MAJT, pihaknya akan melibatkan pedagang. Hal itu agar pedagang mengetahui pembagian sesuai dengan kebutuhan.

Saat ini, lanjutnya, progress pembangunan dilakukan pembangunan jalan masuk, pavingisasi dan pengecoran. Nantinya, di lokasi relokasi disediakan sebanyak 32 los, masing-masing los terdiri 64 lapak. “Semua pedagang Yaik Baru, Kanjengan, maupun pedagang di depan Hotel Metro akan dimasukkan ke relokasi tahap II itu,” katanya.

Fajar mengaku juga mendesak agar pengerjaan proyek pembangunan relokasi tahap II di kompleks MAJT itu segera dikebut. Kontraktor diminta segera menyelesaikan pekerjaan tersebut selesai tepat waktu. “Target paling lambat, Februari semua pedagang sudah dimasukkan ke tempat relokasi,” katanya.

Relokasi tahap II diperkirakan mampu menampung kurang lebih 2.500 pedagang. Di lain sisi, pembangunan penguatan Pasar Johar Cagar Budaya dengan anggaran Rp 50 miliar juga berjalan pararel. Termasuk pembangunan Johar Baru di lahan eks Pasar Kanjengan dengan biaya Rp 93 miliar juga sedang berjalan. (Abdul Mughis)

Editor: Ismu Puruhito

Abdul Mughis