SEMARANG (jatengtoday.com) – Jasa Marga Cabang Semarang mencatat, setiap hari ada sekitar 2 ribuan kendaraan berat yang melintasi jalan tol di Kota Atlas. Dari angka itu, 40 persen dinyatakan overload atau kelebihan muatan.
Manajer Trafik dan Maintenance, Jasa Marga Cabang Semarang, Ferza Gautama mengakui pihaknya selama ini memang sering kecolongan. Setelah dipasang alat teknologi terbaru bernama Weight in Motion Technology (Si-WIM), awal Januari lalu, baru ketahuan. Alat tersebut dipasang di bawah jembatan tol Kaligawe.
“Selama ini alatnya bisa dioperasikan 24 jam non stop. Hasil temuannya saat ini hampir setiap hari truk yang lewat Kaligawe overload hingga 40 persen,” paparnya, Jumat (24/5/2019).
Dia mengklaim, alat yang diimpor dari Slovenia ini punya teknologi yang tergolong akurat dalam mengukur beban jembatan, perubahan suhu udara serta beban muatan yang dibawa oleh setiap truk.
“Saat truk melintas dengan overload, akan terekam secara foto dan data kelebihan muatannya. Sampai saat ini, sudah ada 90 truk yang ditilang,” ujarnya.
Meski begitu, Si-WIM merupakan prototipe yang sedang diujicoba di Semarang. Jika dianggap berhasil menekan jumlah truk yang overload, nantinya akan diterapkan di semua tol yang ada di Indonesia.
Untuk menertibkan kendaraan besar yang terbukti overload, Jasa Marga tidak bisa bertindak sendiri. Harus berkolaborasi dengan aparat TNI/Polri, Kemenhub dan petugas jembatan timbang untuk menilang para sopir truk yang ketahuan overload maupun over dimensi.
“Kami lakukan penindakan tegas buat truk-truk yang kelebihan muatan diatas 30 persen dari berat standar normal. Kalau memang overload, akan kita putar balik. Tidak boleh masuk tol,” tegasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto