in

Organisme Pengganggu Tanaman Cabai dan Tomat Rugikan Petani

Penggunaan pestisida pada umumnya dianggap manjur untuk membasmi OPT, sehingga penggunaannya burang bijabsana dengan jumlah dan jenis yang berlebih.

DEMAK (jatengtoday.com)- Tanaman Cabai dan Tomat, dapat dibudidayakan oleh petani dan masyarabat baik dengan skala luas di kebun ataupun skala kecil di halaman rumah.

Tapi banyak kendala dan masalah yang muncul dalam budidaya cabai dan tomat. Masalah yang sering muncul dalam budidaya cabai dan tomat adalah adanya gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terutama hama dan penyakit.

Menurut Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Agus Herawan,  Gangguan OPT dianggap salah satu bendala penting barena untub menanggulanginya petani biasanya menggunaban pestisida.

Penggunaan pestisida pada umumnya dianggap manjur untuk membasmi OPT, sehingga penggunaannya burang bijabsana dengan jumlah dan jenis yang berlebih.

Konsekuensi penggunaan pestisida berlebih menyebabkan banyak kerugian, seperti meningkatkan biaya produksi, pencemaran racun pestisida terhadap hasil panen dan lingkungan, musnahnya musuh alami, dll. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membekali masyarakat tani dengan wawasan dan pengetahuan cara pengendalian yang tepat dan ramah lingkungan, yaitu dengan menerapkan teknologi Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT), yaitu budidaya tanaman sehat sesuai dengan agroekosistemnya, pemanfaatan musuh alami, pemantauan OPT secara rutin sehingga penggunaan pestisida hanya digunakan setelah OPT mencapai ambang pengendalian, dan sekaligus menjadikan petani sebagai pakar PHT di lahannya sendiri.

Dijelaskan bahwa Pengelolaan Lingkungan dengan Cara Bercocok Tanam yakni Lingkungan (ekosistem) yang baik akan membuat pertanaman cabai merah memiliki ketahanan terhadap gangguan/tekanan lingkungan. Hal ini disebabkan pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan siklus perkembangan.

Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan cara yaitu Pengolahan tanah yang diolah dengan baik dapat mematikan pupa yang ada di dalam tanah. Pemupukan berimbang yaitu Penggunaan pupuk yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan melindungi serangan OPT.

“Penggunaan pupuk kandang matang dapat mengurangi serangan hama yang ada di dalam tanah,” ujarnya.

Penggunaan mulsa plastik hitam-perak dapat mengurangi serangan hama jenis kutudaun, karena mulsa dapat menghalangi preferensi hinggap pada waktu terbang dengan adanya pantulan cahaya matahari pada mulsa, dan mulsa dapat mengurangi persentase pembentukan pupa di dalam tanah

Selanjutnya adalah Menjaga kebersihan kebun dari gulma, buah busuk yang terserang hama dengan cara dibenamkan dalam tanah, pengairan yang cukup, penggunaan varietas tahan sangat efektif untuk mengendalikan serangan dari hama sasaran. Sebelum menanam cabai merah disuatu wilayah, hendaknya dipilih varietas yang cocok dan sifat ketahanannya dari hama-atau penyakit

Kemudian ada juga Pengendalian Hayati atau dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami yang sudah ada di alam, seperti predator, parasitoid dan patogen serangga. Beberapa musuh alami di lapangan yang cukup potensial untuk menekan populasi hama pada tanaman cabai merah, diantaranya adalah Predator Amblyseius cucumeris untuk mengendalikan hama thrips, Predator Amblyseius sp., merupakan musuh alami hama tungau, Parasitoid Aphidius sp, untuk mengendaliakan kutu daun persik, Predator Chrysoperla camea musuh alami kutu kebul, dan Parasitoid Bioteres ansanu musuh alami lalat buah cabai merah.

Musuh-musuh alami ini dapat dipertahankan keberadaannya dialam dengan menjaga keseimbangan lingkungan diantaranya adalah tidak menggunakan pestisida kimia secara berlebihan karena akan ikut membunuh musuh-musuh alami tersebut. (*)