in

Orang Indonesia Hanya Baca 5 hingga 9 Buku per Tahun

SEMARANG (jatengtoday.com) – Menciptakan budaya gemar membaca tak bisa dilakukan secara instan dan membutuhkan proses panjang. Pemkot Semarang mengupayakannya dengan menggelar pameran buku dua kali setahun.

Pameran yang dilabeli Pesta Sejuta Buku Semarang 2018 digelar di auditorium Imam Bardjo, kampus Undip Pleburan.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meyakini bangsa yang cerdas adalah bangsa yang gemar membaca. Namun jika menilik data tahun 2017, tingkat baca masyarakat Indonesia rata-rata hanya 3 sampai 4 kali per minggu. Sementara buku yang dibaca rata-rata hanya 5 hingga 9 buku per tahun.

“Ini menjadi tugas bersama untuk memperjuangkan minat baca masyarakat agar terus meningkat,” ujar Wali Kota dalam sambutan yang disampaikan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, Bimbong Yogatama, Kamis (1/11/2018).

Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jateng, M Masrofi mengapresiasi kegiatan yang berlangsung 1-7 November 2018 tersebut. Pesta buku semacam ini, katanya, juga dilakukan di 35 kabupaten/kota lainnya di Jateng.

Menurut dia, selain minimnya minat baca, penyebaran buku di masyarakat juga masih kurang. Kalau melihat standar dari UNESCO, dua buku dibaca oleh satu penduduk.

Sementara jika melihat negara di Asia Timur, 14 buku dibaca oleh satu penduduk. Sedangkan di negara-negara Eropa dan Amerika, 25 buku untuk satu penduduk.

Namun, jika melihat di Indonesia, untuk wilayah Jawa, satu buku untuk 10.000 orang. Di luar Jawa, satu buku dibaca 15.000 orang.

“Jadi bukan hanya minat bacanya yang rendah, tapi juga karena ketersediaan buku di masyarakat masih kurang,” ungkapnya.

Dia berharap kegiatan yang mengusung tema “From Heritage to Zaman Now” ini bisa dinikmati oleh masyarakat.

“Tentunya harga buku yang dijual terjangkau. Dengan begitu, perlahan minat baca dapat berkembang,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto