SEMARANG (jatengtoday.com) – Proyek Jateng Park di Wanawisata Penggaron, Desa Susukan, Kabupaten Ungaran dipaksa groundbreaking bulan depan. Padahal, belum ada kesepakatan nilai sharing yang harus diberikan Perum Perhutani kepada investor.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku tak ingin mengulur pembangunan Jateng Park. Dia meminta harus ada percepatan penyelesaian kendala.
“Sebenarnya, tinggal mengiyakan saja. Ada sedikit secara administratif yang harus disampaikan. Kami (Pemprov, Perhutani, dan investor) sudah bertemu untuk memastikan kita mau jadi buat atau tidak karena kita sudah siapin, akses jalan sudah kami siapkan,” jelasnya, Senin (21/1/2019).
Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Pemprov Jateng, Peni Rahayu menjelaskan, negoisasi terkait besaran nilai sharing memang masih alot. Tapi dia berharap, kesepakatan harus sudah klir sebelum akhir bulan. Dengan begitu, peletakan batu pertama bisa dilakukan sesuai harapan gubernur, atau akhir Februari 2019.
“Kalau sudah clear kita berani mengumumkan. Sama Pak Gubernur, Perhutani diberi waktu dua hari untuk memutuskan besaran sharing ini,” terangnya.
Jika Perhutani tetap tidak bisa memberikan keputusan, masih ada opsi kedua. Yakni membangun Jateng Park tanpa mekanisme kerjasama dengan sistem Tukar Menukar Kawasan Hutan (TMKH).
“Kalau negosiasinya buntu, akan pakai sistem TMKH saja. Atau minta ditambah lagi jadi 200 hektare. Tinggal nanti bisa nggak mencari gantinya yang 400 hektare,” tuturnya.
Ia menjelaskan, sebagai BUMN, Perhutani memiliki mekanisme yang harus dikomunikasikan dengan Kementerian BUMN. Terlebih jangka waktu kerjasama ini cukup lama, yakni 35 tahun.
“Tapi BUMN biasanya kalau sudah sesuai standar perhitungan, ada perhitungan ketika kita akan memanfaatkan kawasan hutan, sudah dihitung KJPP. Sudah keluar hasilnya,” ujarnya. (*)
editor : ricky fitriyanto