UNGARAN (jatengtoday.com)–Calon Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha rupanya begitu populer di kalangan ibu- ibu warga Dusun Gondangan, Desa Ngadikerso, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.
Mereka terlihat sangat antusias menyambut, Ngesti yang datang untuk menghadiri acara ‘Ngolah Pikir (Ngopi) Bareng’, dalam rangka merti Dusun Gondangan, Desa Ngadikerso, Selasa (8/10/2024) malam.
Saat calon bupati –yang berpasangan dengan calon wakil bupati, Hj Nur Arifah– ini tiba di lingkungan mereka, ratusan warga menyambut hangat dengan berjajar di jalan utama hingga menuju tempat acara.
Mulai dari para sesepuh Dusun Gondangan, bapak- bapak, ibu- ibu, remaja, bahkan juga anak- anak turut bersukacita menyambut dan meminta berjabat tangan dengan Ngesti Nugraha.
Pemandangan menarik terjadi saat para ibu- ibu merangsek dan berebut meminta swafoto. Calon bupati nomor urut 1 ini mememenuhi permintaan tersebut satu demi satu secara bergantian.
Atas sambutan hangat warga Dusun Gondangan ini, Ngesti memberikan apresiasi tersendiri. “Luar biasa Dusun Gondangan, warganya sangat kompak, gotong royongnya masih terjaga dan rukun,” katanya.
Semetara itu, pada kesempatan Ngopi Bareng, Ngesti mengajak segenap warga Dusun Gondangan meningkatkan kualitas dan produksi kopi, yang menjadi salah satu sumber nafkah warga.
Menurutnya, kopi Kabupaten Semarang potensinya sangat besar, sehingga harus didorong menjadi salah satu brand daerah. Caranya produktifitas, kualitas dan konsumsinya harus ditingkatkan.
“Dengan begitu, para petani kopi lokal di Kabupaten Semarang –tidak terkecuali para petani kopi yang ada di Dusun Gondangan– akan semakin meningkat kesejahteraannya,” jelas Ngesti di hadapan warga.
Saat ini, lanjutnya, konsumsi kopi lokal oleh Masyarakat di Kabupaten Semarang sendiri –setiap bulan– sudah hampir mencapai setengah ton. Tepatnya di angka 480 kilogram per bulan.
Sebagai bentuk dukungan kepada para petani kopi sendiri, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Semarang juga menggunakan kopi petani lokal untuk kebutuhan di lingkungan kerjanya.
Artinya OPD mengutamakan menyerap produk kopi lokal untuk membantu para petani kopi sendiri. “Semua OPD di lingkungan Pemkab Semarang juga turut mengenalkan kopi lokal hingga ke luar daerah,” tegasnya.
Sementara tokoh masyarakat Dusun Gondangan, Suyadi menyampaikan, Ngesti Nugraha adalah sosok pemimpin yang merakyat. Bahkan juga tidak malu apalagi sungkan makan lesehan bersama warga desa.
“Terlebih untuk menyerap uneg- uneg, keluhan, saran masukan maupun berdiskusi terkait dengan pembangunan maupun berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat,” ungkapnya.
Selain kopi, lanjutnya, kelompok kesenian reog Budi Utomo Gondangan juga menjadi kebanggaan warga. “Karena sudah sering tampil hingga keluar daerah, seperti Kabupaten Temanggung dan lainnya,” lanjut Suyadi. (*)