UNGARAN (jatengtoday.com)—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang memastikan penanganan dampak jebolnya tanggul Kali Klegung, di Dusun Ngendo, Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang terdampak banjir bandang, Selasa (10/12/2024) malam, sudah dilakukan.
Selain penanganan terhadap 72 kepala keluarga (KK) serta lingkungan pemukiman Dusun Ngendo yang terdampak, saat ini juga tengah diupayakan penanganan pada titik tanggul Kali Klegung yang jebol hingga limpasan air sungai ini menyapu pemukiman warga.
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha mengungkapkan, untuk penanganan rumah warga serta lingkungan yang terdampak telah dilakukan sejak semalam, setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabuaten Semarang menerima laporan peristiwa jebolnya tanggul Kali Klegung.
Berdasarkan laporan dari lapangan, peristiwa banjir bandang di lingkungan Dusun Ngendo, Desa Ngrapah ini tidak sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Namun banjir bandang tersebut telah mengakibatkan sejumlah rumah warga.
“Termasuk juga sejumlah infrastruktur lingkungan juga mengalami kerusakan,” ungkap Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha saat dikonfirmasi di lokasi terdampak bencana Dusun Ngendo, Desa Nrapah, Rabu (11/12/2024).
Ngesti menjelaskan, penanganan untuk warga terdampak –sampai dengan siang hari ini—masih dilakukan oleh petugas BPBD Kabupaten Semarang, TNI, Polri, Basarnas, relawan serta masyarakat sekitar.
Penanganan difokuskan pada pembersihan lingkungan permukiman warga dari lumpur maupun berbagai sampah sisa banjir bandang semalam. “Semuanya bergotong-royong membersihkan lingkungan rumah- rumah warga yang terdampak,” jelasnya.
Sedangkan untuk penanganan di titik tanggul yang jebol, masih lanjut Bupati Semarang, juga mulai dilakukan oleh para petugas dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali- Juana. Karena infrastruktur yang jebol ini kewenangannya berada di bawah BBWS Pemali- Juana.
Hari ini upaya untuk menangani titik tanggul yang jebol telah dilakukan dengan memasang pengaman darurat sepanjang 30 meter dengan tinggi yang disesuaikan. Hal ini untuk mengantisipasi kembali limpasan air mengingat curah hujan cukup tinggi.
Terkait dengan upaya pengamanan ini, Ngesti juga telah meminta kepada BBWS Pemali- Juana agar nantinya juga mengupayakan pemasangan peguat di beberapa titik tanggul yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga.
“Kami berharap, Secara bertahap BBWS Pemali- Juwana nantinya juga memperkuat beberapa ruas tanggul yang lokasinya berdekatan dengan rumah- rumah warga. Sehingga peristiwa banjir bandang seperti ini dapat dihindari,” tegasnya.
Sedangkan terkait dengan perbaikan rumah warga yang rusak, Ngesti memastikan segera dilakukan asesmen kerusakan. Hal ini untuk memastikan seberapa berat tingkat kerusakan bangunan rumah warga yang terdampak.
Sebab Pemkab Semarang telah menganggarkan bantuan untuk kebencanaan. “Jadi nanti tergantung jenis kerusakaannya, apakah itu rusak berat, rusak sedang atau rusak ringan sesuai dengan hasil asesmen yang dilakukan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan menambahkan, berdasarkan laporan dari petugas di lapangan, banjir bandang yang menyapu lingkungan Dusun Ngendo, Desa Ngrapah mengakibatkan dua orang warga mengalami luka- luka.
“Semalam sempat dilarikan ke rumah sakit dan hari ini sudah kembali ke rumah untuk menjalani rawat jalan. Karena keduanya hanya mengalami luka ringan,” jelasnya.
Alex juga menyampaikan, hari ini di lokasi terdampak (lingkungan Dusun Ngendo) telah dilakukan pembersihan material sisa banjir bandang di lingkunga serta rumah- rumah warga oleh gabungan relawan, TNI, Polri dan masyarakat setempat.
Sedangkan untuk penanganan titik tanggul yang rusak, telah dilaksanakan bersama oleh BBWS Pemali- Juana, DPU Kabupaten Semarang, TNI, Polri serta sejumlah relawan tanggap bencana di Kabupaten Semarang.
Pebaikan tanggul yang jebol dilakukan dengan membuat tanggul darurat sepanjang 30 meter melalui pemasangan karung- karung pasir serta memasang penguat. BPBD Kabupaten Semarang bersama dengan para relawan juga menyiapkan dapur umum di lokasi pemukiman warga.
Mengingat kondisi cuaca yang masih berpotensi dan berpeluang turun hujan, Alex juga mengimbau kepada seluruh warga dan para relawan siaga bencana untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Tidak hanya warga Dusun Ngendo, namun juga warga dusun lain di sekitar aliran Kali Klegung lainnya. “Terutama saat hujan dengan intensitas lebat dan durasi waktu lama turun di kawasan hulu Kali Klegung,” tegasnya. (*)