in

Nasib Jasa Penukaran Uang Baru saat Pandemi, Sepi Tak seperti Ramadhan Tahun Lalu

SEMARANG (jatengtoday.com) – Merebaknya pandemi Covid-19 diikuti dengan larangan mudik mempengaruhi berbagai sektor usaha. Termasuk jasa penukaran uang baru yang sebelumnya selalu diburu menjelang Hari Raya Idul Fitri, kini sepi.

Berdasarkan pantauan, di sepanjang Jalan Pahlawan Kota Semarang hanya terdapat 6 penjaja jasa tersebut. Padahal, di bulan Ramadhan sebelumnya sangat ramai.

Wisnu (35), warga Kecamatan Genuk, Kota Semarang mengaku baru saja membuka jasa penukaran uang hari ini. Pasalnya, dari kemarin kondisinya masih sepi sehingga potensi pelanggannya semakin minim.

“Sepi nggak kaya tahun-tahun sebelumnya. Makanya ini mau buka juga tanya-tanya dulu sama yang sudah buka duluan, dari kemarin sepi,” ujarnya saat ditemui, Jumat (15/5/2020).

Penurunan pendapatan tersebut sangat jelas dirasakan Wisnu. Sebab, dia sudah menggeluti jasa musiman ini selama 8 tahun setiap menjelang hari raya.

Hal senada juga diungkapkan Misbahul Munir (34), warga Kota Semarang yang sudah menyediakan jasa penukaran uang baru sejak 5 tahun lalu.

“Tadinya mau buat sampingan, tapi sepi. Untungnya orang yang menawarkan jasa tidak sebanyak tahun kemarin, jadi dikit-dikit tetap masih dapat pelanggan,” ungkapnya.

Munir mengaku sudah membuka jasa ini sejak Rabu (13/5/2020). Dia menyediakan uang baru pecahan Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, hingga Rp 50.000. Pecahan uang tersebut diikat menjadi senilai ratusan hingga jutaan.

Biaya jasa penukaran uang ini umumnya 10 persen dari total uang yang ditukar. Sehingga, jika ingin menukar senilai Rp 100.000 harus membayar Rp 110.000. Hal itu berlaku kelipatan.

“Tapi kadang bisa kurang. Tergantung kesepakatan tawar-menawar. Bisa juga jasanya hanya 5 persen. Misal ada yang nukar Rp 100.000 saya hanya dikasih imbalan Rp 5.000,” tandas Munir. (*)

 

editor: ricky fitriyanto