SEMARANG (jatengtoday.com) – Fenomena “manusia karung” mulai bermunculan. Tak terkecuali di Kota Semarang. Banyak orang yang mengais rezeki dengan cara membawa karung dan mangkal di trotoar.
Berdasarkan pantauan, di Jalan Kaligarang dekat RSUP dr Kariadi Semarang, terdapat 3 orang yang sedang berjalan terpisah, membawa karung. Tak jauh dari situ, ada juga 2 orang serupa yang sedang duduk.
Begitu pula di Jalan Letjen S Parman, terlihat 2 orang sedang duduk-duduk di trotoar. Di dekatnya ada karung yang biasa digunakan untuk bekerja.
Menurut pengakuan salah satu “manusia karung”, Karyo (48), dia sengaja menekuni aktivitasnya dengan mencari rosok sekaligus berharap derma dan pembagian sembako dari orang lain.
“Ya gimana lagi, daripada nggak punya penghasilan. Nggak bisa makan. Ya sudah gini aja,” ujarnya saat ditemui, Kamis (14/5/2020).
Karyo merupakan warga Kabupaten Kudus. Di Kota Semarang ia mengadu nasib dengan bekerja sebagai buruh proyek. Namun, sejak ada pandemi Covid-19, ia kehilangan mata pencahariannya.
“Saya biasanya ikut proyekan, tapi kan sekarang nggak ada, nggak ikut. Padahal keluarga di rumah butuh makan,” ucapnya.
Sementara itu, Ari S (50), “manusia karung” dari Kota Semarang mengaku sudah lama mencari nafkah dengan menjual barang-barang rosok. Hanya saja, kini ia lebih sering duduk di pinggir jalan.
“Biasanya kalau begini banyak yang ngasih. Kadang ada yang ngasih makan, ngasih beras, kadang juga ngasih uang. Lumayan lah,” ceritanya.
Selain “manusia karung”, di kawasan Jalan Jenderal Sudirman atau di bawah jalan layang Kalibanteng, terdapat “manusia gerobak”, sebagai sebutan orang yang membawa gerobak.
Sesuai pengamatan, ada lebih dari tiga “manusia gerobak” yang kerap berlalu lalang di kawasan tersebut. (*)
editor: ricky fitriyanto