in

Minus 5,94 Persen, Perekonomian Jateng Terancam jika Pemprov Tak Punya Terobosan

SEMARANG (jatengtoday.com) – Pertumbuhan ekonomi Jateng minus 5,94 persen di kuartal kedua tahun ini. Jika Pemprov Jateng tidak punya terobosan, laju perekonomian di Jateng bakal terancam.

Anggota Komisi C DPRD Jateng, Riyono menuturkan, mestinya pemprov punya jurus untuk menahan anjloknya perekonomian. Pasalnya, anggaran pemulihan ekonomi sudah disediakan.

“Anggaran pemulihan ekonomi dengan dana stimulus hampir Rp 1 triliun, hingga awal Agustus kemarin baru terserap 20 persen,” ucapnya, Selasa (11/8/2020).

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua 2020 memang minus. Angkanya 5,32 persen. Sementara Jateng minus 5,94 persen. Konsumsi masyarakat anjlok hingga minus 6,51 persen karena daya beli masyarakat yang terus melorot. Jika dibedah, pada kuartal satu lalu, daya beli masyarakat turun 50 persen akibat pandemi Covid-19.

“Artinya, pergerakan ekonomi negatif, produksi barang dan jasa nyaris tidak ada, orang susah mencari uang, 97 persen orang Jateng hanya punya satu sumber penghasilan. Orang miskin bertambah 340.000, pengganguran terus bertambah, PHK 50.000 lebih,” papar Riyono.

Jika pada kuartal ketiga nanti pertumbuhan ekonomi Jateng kembali minus, lanjutnya, kondisi lebih buruk bisa terjadi. Karena itu, dia mendesak pemerintah mengerahkan segala potensi untuk menyelamatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta petani dan nelayan jika ingin meredam resesi ekonomi.

Kalau nanti terjadi resesi, dia yakin kondisi buruk tidak akan berkepanjangan jika UMKM, petani, dan nelayan bangkit dan usahanya kembali berputar.

“Pemerintah harus all out membantu UMKM, petani, dan nelayan agar bangkit. Jika dianggap unbankable, bantu dan bimbing sehingga mereka layak mendapat bantuan modal atau kredit dari perbankan,” tegasnya.

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Pemprov Jateng, Peni Rahayu mengaku segera mengambil sejumlah kebijakan untuk memulihkan perekonomian di triwulan ketiga. Terutama, sektor-sektor pendongkrak yang perlu diberikan dorongan lebih.

“Kami akan genjot sektor pertanian dalam arti luas dan kehutanan, kemudian perikanan dan peternakan. Pertanian ini dari holtikultura kita kejar masa tanam, sehingga produktivitas akan naik. Kemudian juga ekspor kita dorong lagi,” tandasnya. (*)

editor: ricky fitriyanto