SEMARANG (jatengtoday.com) – Satpol PP Kota Semarang melakukan razia terhadap pengemis yang berkedok sebagai pemulung dengan menenteng karung dan mangkal di pinggir-pinggir jalan. Pengemis tersebut kerap dijuluki sebagai ‘manusia karung’.
“Kami mendapat keluhan dari masyarakat, sehingga Wali Kota Semarang memerintahkan Satpol PP untuk menertibkan,” tegas Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto saat ditemui, Kamis (21/5/2020).
Menurutnya, operasi pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) yang sudah dimulai pada Selasa, akan terus dilakukan hingga H-1 Hari Raya Idul Fitri.
Dari razia yang sudah dilakukan, terhitung sudah puluhan orang terjaring. Mereka ada yang warga Kota Semarang, ada pula warga luar kota. Namun Fajar enggan menjelaskan lebih rinci alamat asal ‘manusia karung’.
“Hasilnya fifty-fifty, separo Semarang separo luar kota. Tapi dari mana saja tidak boleh diomongkan, karena kalau kami ngomong nanti konflik antar daerah,” jelas Fajar.
Digunduli
Setelah dirazia, Satpol PP berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Semarang. Namun, dari Dinsos tidak mau menerima untuk penampungan mereka. Sehingga, PGOT termasuk ‘manusia karung’ hanya diberi pembinaan.
“Kami sita KTP, kami lakukan pembinaan, dan kami gunduli yang laki-laki, kemudian kami lepas,” tegas Fajar.
Baca juga: ‘Manusia Karung’ Mulai Merebak di Kota Semarang, Rata-rata Kehilangan Pekerjaan
Menurutnya, kegiatan serupa sudah pernah dilakukan pada minggu pertama setelah Fajar dilantik jadi Kepala Satpol PP. KTP yang disita tersebut baru bisa diambil 10 hari kemudian.
Dia menegaskan bahwa razia ini akan terus dilakukan. “Karena kami tidak mau kota yang dijadikan Pak Wali (Hendrar Prohadi) bagus, dirusak oleh kehadiran mereka,” tegasnya.
Baca juga: Pengamat Sosial: Manusia Karung Muncul akibat Terhimpit Ekonomi
“Kami mengetahui bahwa keberadaan ‘manusia karung’ ini musiman. Tapi kami tidak urusan, mau musiman atau tidak, yang penting kota ini bisa tertib bisa bersih,” imbuhnya. (*)
editor: ricky fitriyanto