SEMARANG (jatengtoday.com) – Anggota presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) Farid Zamroni mengatakan, isu terkait agama sangat mudah ditunggangi oleh berbagai kepentingan. Karena itu, upaya antisipatif mutlak dilakukan.
“Isu agama ini selain sensitif, mudah menyasar ke friksi, giliran selanjutnya adalah konflik terjadi antar sesama,” ujar Farid saat menjadi pembicara Simposium Kebangsaan “Pencegahan Radikalisme di Media Sosial” di Kota Semarang, Minggu (22/9/2019).
Menurut Farid, saat ini isu soal agama sedang gencar digaungkan melalui media sosial (mesdsos). Padahal, kegaduhan-kegaduhan di dunia maya pada gilirannya pasti akan berimbas kepada dunia nyata.
Berdasarkan data yang di-mapping oleh Mafindo di tahun 2018-2019, berbagai postingan yang keluar memang tidak spesifik mengarah ke radikalisme. “Tapi postingan dengan narasi negatif, ujaran kebencian, intolerensi cukup tinggi. Walaupun hoaks politik tinggi karena momen tahun politik,” jelasnya.
Atas fenomena tersebut, Farid mengatakan upaya antisipasi yang harus dilakukan diantaranya adalah harus bijak bermedsos serta meningkatkan literasi digital masing-masing.
“Jangan suka asal membagikan postingan, yang waras jangan mengalah terhadap ujaran kebencian maupun narasi negatif, jangan mudah mengikuti opini postingannya buzzer atau seleb medsos sebagai opini tunggal,” beber Farid.
Di samping itu, Farid menuturkan, terkadang opini itu penuh kepentingan. Khusus untuk kaitannya dengan radikalisme, dia menyarankan agar jangan sungkan untuk melapor ke pihak berwenang.
“Kalau radikalisme sudah ada jalurnya di website Polri. Terkait konten-konten negatif bisa ke Kominfo, ke Mafindo juga bisa,” tegas Farid.
Ketua GP Ansor Semarang Rahul Saiful Bahri menjelaskan, kegiatan simposium yang dihadiri lebih dari 500 peserta tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif mengenai bagaimana paham radikalisme telah disebarkan melalui media sosial.
Menurut Rahul, GP Ansor Kota Semarang akan terus berkomitmen menjaga keutuhan Pancasila dan NKRI. “Siapapun yang ingin memecah belah dan mengusik dasar negara Pancasila menjadi Khilafah, maka kami akan jadi garda terdepan untuk menolaknya,” tegasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto