KARANGANYAR (jatengtoday.com) – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menggelar Pembukaan Masa Musrenbang dan Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Jateng tahun 2020 di Kabupaten Karanganyar, Kamis (14/2/2019). Tak hanya diikuti oleh pejabat sektoral, dalam kegiatan itu, Ganjar juga melibatkan kalangan minoritas seperti kelompok difabel, perwakilan perempuan, LSM, ormas, dan sebagainya.
Apa yang dilakukan oleh Ganjar tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Bambang P.S Brodjonegoro.
“Musrenbang untuk penyusunan RKPD di Jateng ini menarik sekali, unik dan saya rasa tidak ada daerah lain yang sama. Selain melakukan semuanya dari awal dan mengakomodir sampai ke tingkat desa, penyusunan juga melibatkan kalangan minoritas seperti difabel, kaum perempuan, veteran, organisasi masyarakat sebagai salah satu pijakan pembangunan,” kata Bambang.
Menurut Bambang, prinsip partisipatory plan telah diterapkan di Provinsi Jawa Tengah dalam pembangunannya. Selain itu, dengan mengakomodir semua pihak, maka prinsip pembangunan berkelanjutan akan mudah tercapai.
“Dengan melibatkan pelaku non pemerintah untuk merumuskan pembangunan, maka pembangunan berkelanjutan yang dicita-citakan akan terwujud. Tradisi ini saya lihat hanya ada di Jawa Tengah,” terangnya.
Ia berharap agar tradisi tersebut tetap dipertahankan dan menjadi identitas tersendiri bagi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan itu, perwakilan difabel dari Sahabat Difabel Semarang yang hadir meminta agar pemerintah memberikan kurikulum inklusi di perguruan tinggi.
“Saya berharap kurikulum inklusi dimasukkan dalam perguruan tinggi, supaya mahasiswa bisa berfikir secara inklusi. Jadi kalau nanti mereka menjadi pejabat, pola pikirnya juga inklusi sehingga setiap membangun memperdulikan kaum difabel. Kami juga berharap semua sarana prasarana umum di Jateng ramah difabel,” kata Ilham, perwakilan difabel yang juga mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan setiap penyusunan program kerja di Jateng selalu melibatkan seluruh unsur masyarakat. Kalangan difabel, perempuan, veteran, LSM, ormas selalu diajak terlibat untuk menyumbangkan saran dan masukan.
“Semua itu saya lakukan sebagai wujud pelaksanaan Konsepsi PBB. No One Left Behind, artinya semua harus dirangkul dan tidak boleh ada yang tertinggal,” katanya. (lhr)
editor : ricky fitriyanto