in

Lebih dari 100 Hari Tanpa Hujan, Waspadai Kekeringan dan Kebakaran

SEMARANG (jatengtoday.com) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang memprediksi puncak musim kemarau 2019 di wilayah Jawa Tengah terjadi pada bulan September.

“Namun sebagian wilayah di Jawa Tengah telah mengalami puncak kemarau pada bulan Agustus,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, Iis Widya Harmoko, Senin (26/8/2019).

Dikatakannya, puncak musim kemarau di beberapa wilayah Jawa Tengah memang terjadi perbedaan waktu. Sejumlah wilayah yang mengalami puncak kemarau pada September masing-masing di Kota Tegal dan Pekalongan, sebagian wilayah Kabupaten Kudus, Pemalang, Pekalongan, Demak, Pati, dan Magelang. Selanjutnya Kabupaten Tegal bagian utara, Kabupaten Rembang dan Purbalingga bagian selatan, barat daya Banjarnegara, barat laut Kabupaten Batang, dan wilayah timur Kabupaten Jepara.

“Berdasarkan pemetaan, hampir semua wilayah di Jawa Tengah mengalami kemarau meteorologi dengan tanpa hujan lebih dari 60 hari,” katanya.

Namun demikian, lanjut dia, ada beberapa wilayah Selatan dan Timur Jawa Tengah mengalami tanpa hujan lebih dari 100 hari. Misalnya di daerah Klaten ada 177 hari tanpa hujan. “Di Wonogiri 114 hari tanpa hujan dan di wilayah Magelang 113 hari tanpa hujan,” katanya.

Dengan adanya analisis prediksi atau prakiraan cuaca tersebut, pihaknya mengimbau agar masyarakat waspada hidrometeorologi dalam masa peralihan musim tersebut. Terutama suhu udara yang cukup tinggi pada siang hari. Sebaliknya suhu rendah pada malam hari. “Tentunya potensi kekeringan akibat kekurangan air dan kebakaran patut diwaspadai,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto