SEMARANG (jatengtoday.com) – Akses pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Semarang belakangan ini semakin dipermudah. Salah satunya dengan adanya program layanan konsultasi dokter gratis 24 jam.
Masyarakat bisa konsultasi dengan dokter yang berjaga bergiliran dalam 24 jam nonstop setiap hari. Layanan konsultasi dokter ini gratis alias tanpa dipungut biaya bagi masyarakat Kota Semarang. Apabila kondisi darurat, dokter dan perawat bisa menyambangi rumah warga tersebut sebagai upaya penanganan cepat. Baik menggunakan mobil Ambulance Hebat maupun Motor Ambulance Hebat.
Apabila perlu dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut, maka mobil Ambulance Hebat akan membawa warga tersebut menuju rumah sakit terdekat.
“Cukup pakai WA (whatsapp), akan langsung terhubung dengan dokter Dinas Kesehatan Kota Semarang yang siap menjawab 24 jam gratis,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono, Minggu (5/8/).
Dikatakannya, hal itu sebagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat secara cepat. “Tidam perlu keluar rumah untuk periksa dokter di Semarang. Ini layanan untuk semua warga Kota Semarang yang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama yang membutuhkan penanganan darurat-cepat dan gratis,” katanya.
Konsultasi dokter gratis tersebut bisa dilakukan melalui whatsapp (WA) 081-129-00-132. Sedangkan untuk ambulance hebat bisa menelepon nomor 1500132. “Nanti akan datang ambulance dengan tim medisnya, pelayanan ini standby 24 jam. Melayani warga, kalau diperlukan hingga dirujuk ke rumah sakit,” katanya.
Pelayanan kesehatan secara cepat ini sebetulnya telah diberlakukan sejak 10 Januari 2018 lalu.
Sementara itu, salah seorang warga, Putri Anastasia (31), mengaku senang atas adanya program pelayanan kesehatan tersebut. Seharusnya pelayanan masyarakat memang harus cepat dan tidak bertele-tele.
Hanya saja, menurut dia, proses pelayanan kesehatan di rumah sakit secara normal justru hingga sekarang masih berbelit-belit. Bahkan membutuhkan mata rantai pengurusan yang sangat panjang.
“Misalnya saja, harus menyertakan surat keterangan rujukan dari dokter BPJS, dan masih banyak lagi prosedur teknis pendaftaran yang sangat panjang,” katanya. Seharusnya lanjut dia, dengan adanya perkembangan teknologi, pelayanan bisa dilakukan dengan cepat dan mata rantai bisa dipotong. “Program-program pemerintah berbasis teknologi memang seringkali mengusung layanan cepat. Tapi secara teknis di lapangan masih bertolak belakang, artinya masih terasa sangat ribet,” katanya. (abdul mughis)
editor : ricky fitriyanto