SEMARANG (jatengtoday.com) – DPD KNPI Jateng berharap agar para petani tidak sekadar pandai dalam kegiatan produksi. Melainkan juga harus memiliki skill wirausaha dalam memasarkan hasil pertaniannya. Inilah mengapa petani harus berpikir menjadi Agripreuneurship.
Hal tersebut diungkapkan Pengurus DPD KNPI Jateng Fadhil Kirom saat melakukan dialog dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Subur Kelurahan Tambakboyo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Menurut dia, panjangnya mata rantai pasar produk pertanian harus dikurangi dengan membangun kelembagaan ekonomi petani yang kuat. Karena itu, jika ingin mewujudkan kedaulatan pangan, Gapoktan perlu memiliki kemampuan business plan, manjemen organisasi, dan manajemen keuangan yang baik.
“Dalam hal ini, peran pendampingan baik dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, maupun ormas kepemudaan seperti KNPI, sangat dibutuhkan untuk memajukan pertanian dan meningkatkan taraf hidup petani,” ujar Fadhil dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/5/2019).
Koordinator pelaksana harian program beras premium Jateng tersebut melanjutkan, kompleksitas masalah pertanian dari tahap produksi, pasca panen, hingga pemasaran memerlukan dukungan semua pihak.
“Model integrated farming di mana dalam satu kawasan pertanian (minimal 100 hektar) dengan kombinasi pertanian, perikanan, peternakan, dan wisata bisa menjadi inovasi ke depan,” beber Sekum Yayasan Jateng Berdikari itu.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Tani Subur, Komari mengaku terkendala lantaran minimnya SDM usia produktif. Saat ini, generasi milenial kurang begitu tertarik dengan dunia pertanian.
“Kita susah mencari generasi penerus petani. Sulit mencari tenaga kerja pertanian, baik mencangkul, memupuk, menyemai, hingga tenaga kerja saat panen. Saya berharap dengan kehadiran pemuda-pemuda ini, jadi motivasi anak-anak muda tertarik terjun di pertanian,” tuturnya.
Komari menjelaskan, para pengelola pertanian saat ini rata-rata usianya diatas 40 tahun. Yang di bawah 40 tahun sangat jarang. “Sebenarnya kalau kita serius bertani dengan pengelolaan modern, kita bisa sejahtera dan sukses. Sudah banyak contohnya petani-petani muda yang sukses,” bebernya.
Dia menambahkan, Gapoktan yang dipimpinya kini telah memproduksi beras premium. Beras yang sudah dipackaging untuk menyuplai kebutuhan PNS di Kabupaten Semarang, beberapa instansi, hotel, dan kebutuhan warga sekitar. “Setiap bulan kita bisa menyetor 3-5 ton untuk kebutuhan PNS. Di luar Gapoktan kami juga ada tambahan,” imbuhnya.
Ketua DPD KNPI Jateng, Tino Indra Wardono mengaku senang bisa sharing dan belajar bertani dengan para petani. Menurut dia, anak-anak muda harus berterima kasih dan mengaspresiasi jasa-jasa para petani, yang gigih dan sabar mulai menanam, merawat hingga panen.
“Regenerasi petani mutlak untuk dilakukan. Jangan sampai karena krisisnya kader petani, negara kita impor beras. Bertani itu keren, kita harus bangga jadi petani, kita juga bisa sukses dari dunia pertanian,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto