in

Khawatir Depresi Sosial, Sejumlah Warga Menolak Swab Test 

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah warga di Kota Semarang menolak tes swab Covid-19. Mereka ketakutan apabila hasil tes dinyatakan positif.

Ketakutan tersebut bukan karena penyakitnya, namun justru merupakan depresi sosial yang mengikutinya. Misalnya dikucilkan oleh warga atau tetangga.

“Warga mayoritas mendukung rapid maupun swab test kok, karena mereka ingin tahu kondisi kesehatannya. Tapi yang menolak, ya ada, karena takut. Takutnya bukan persoalan penyakitnya, ini yang harus diperjelas. Takutnya adalah persoalan depresi sosial,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Kamis (11/6/2020).

Dikatakannya, mereka takut apabila ketahuan positif Covid-19 bakal dijauhi masyarakat, hingga dikucilkan tetangganya.

“Khawatir kalau Covid berarti langsung menuju kematian. Ini kan hal-hal yang harus diluruskan. waspada penting, takut jangan. Jauhi penyakitnya, orangnya jangan. Kalau tetangga kita positif Corona, kalau kita kucilkan dia mentalnya down, imunnya lemah,” katanya.

Bahkan hingga saat ini, lanjut Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi, ada salah satu pasien di rumah dinas (tempat karantina), yang sudah memasuki hari ke-32.

“Jadi, ini sudah tidak ngomong lagi 14 hari masa inkubasi, kemudian selesai positif Covidnya, enggak. Dia masih dalam kondisi bisa beraktivitas, tapi sudah menginjak hari ke-32 dan hasil swab masih positif,” bebernya.

Mengapa demikian? Menurut orang nomor satu di Kota Semarang tersebut, hal yang sangat mempengaruhi kesembuhan Covid-19 adalah kemampuan memanage pikiran.

“Ya mungkin dia tertekan dan tidak bisa menjaga pikirannya, sehingga imunnya nggak segera kuat untuk mengalahkan virus tersebut,” jelasnya.

Dia kembali mengingatkan ke warga bahwa kewaspadaan terkait penyebaran Covid-19 merupakan hal penting.

“Tapi jangan sampai ketakutan berlebihan. Apalagi hingga mengucilkan tetangga yang positif Covid-19. Bantulah mereka supaya mereka bisa segera sembuh,” katanya.

Upaya menekan penyebaran, pihaknya akan terus menggencarkan tes swab maupun rapid. Bahkan dari hasil tes secara masif, ditemukan sejumlah klaster penyebaran Covid-19 di Kota Semarang. Selain Pasar Mangkang dan Pasar Wonodri, kantor Pemkot Semarang sendiri termasuk menjadi salah satu titik klaster penyebaran Covid-19.

“Jumlahnya sangat lumayan lho, kalau pasar, selain Pasar Kobong ya, hanya tiga, dua, dan seterusnya. Di Pemkot Semarang, dari 20 orang positif, 8 dinyatakan sembuh. Ya mungkin karena jumlah pegawainya 12 ribu, yang kena cukup besar,” katanya.

Mengenai hasil swab test, lanjut dia, seseorang dinyatakan sembuh apabila telah melewati beberapa kali swab. “Berdasarkan keterangan Dinas Kesehatan, apabila hasil swab test dua kali dinyatakan negatif, bisa dipastikan sembuh,” katanya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto