in

Kandungan Mikroplastik di Laut Rio de Janeiro Semakin Parah

Konsumsi plastik sekali pakai meningkat selama pandemi virus corona.

Seorang pria berjalan di dekat sampah di pantai yang tercemar di tepi Teluk Guanabara di Rio de Janeiro, Brazil (16/3/2022). (antara/reuters/ricardo moraes)

RIO DE JANEIRO (jatengtoday.com) – Para ahli biologi yang mempelajari keberadaan mikroplastik di laut di lepas pantai Rio de Janeiro di Brazil menemukan bahwa dampak polusi plastik jauh lebih buruk daripada yang mereka khawatirkan.

Dengan mengenakan pakaian selam dan tabung oksigen mereka menyelam untuk mengambil sampel kehidupan laut. Mereka kemudian mengukur kandungan mikroplastik dalam sampel organisme laut itu di laboratorium.

“Benda-benda plastik yang dibuang di lautan terurai menjadi potongan-potongan lebih kecil dan akhirnya masuk ke dalam tubuh ikan dan makhluk lain di laut. Saya cemas. Saya tahu saya akan menemukan sejumlah (mikroplastik), tetapi saya tidak pernah berpikir akan sebanyak itu,” kata Raquel Neves kepada Reuters.

Baca Juga: Penggunaan Plastik Selama Pandemi Bisa Picu Lonjakan Sampah Laut

Neves adalah seorang ahli biologi kelautan dari Universitas Federal Negara Bagian Rio de Janeiro (UNIRIO) yang menemukan adanya mikroplastik di laut kota itu.

Bahkan bulu babi yang diekstrasi dari daerah laut yang dianggap bersih di sekitar pulau Cagarras–ditetapkan sebagai monumen alam sejak 2010–menunjukkan jejak plastik di dalamnya.

“Peran kami sebagai peneliti, sebagai akademisi, adalah untuk menunjukkan (adanya pencemaran) ini, untuk meningkatkan tanda peringatan yang mengatakan ‘Kondisi ini salah, kita harus sadar’,” kata Neves.

“Masih ada cara untuk membalikkan keadaan ini tetapi harus segera atau tak akan ada lagi kesempatan,” ujarnya.

Konsumsi plastik sekali pakai meningkat selama pandemi virus corona, menurut lembaga swadaya masyarakat (LSM) Asosiasi Limbah Padat Internasional.

Sebuah studi oleh para ilmuwan dan pakar industri untuk The Pew Charitable Trusts dan perusahaan transformasi sistem SYSTEMIQ pada 2020 memperkirakan jumlah plastik yang mengalir ke laut setiap tahun dapat meningkat dari 11 juta ton menjadi 29 juta ton.

Hal itu berarti ada potensi 600 juta ton plastik di lautan pada 2040 atau setara dengan berat 3 juta paus biru, menurut laporan studi itu. (ant)

Tri Wuryono